Metaranews.co, Kediri- Inflasi di Kota Kediri disebabkan adanya kenaikan beberapa harga komoditas yang melonjak. Yakni, rokok dan telur ayam di pasaran. Kondisi ini ternyata dirasakan pedagang Pasar Setono Betek, Kota Kediri. Pasalnya, omset pedagang telur di pasar turun sampai 50 persen.
Telur ayam di pasar ini mengalami kenaikan sebesar 15 persen. Selama seminggu ini, harga telur ayam mencapai Rp 30 ribu perkilogram. Sebelumnya, telur ayam di Pasar Setono Betek hanya mencapai Rp 26 ribu.
Para pedagang di Pasar Setono Betek menduga kenaikan harga pasar ini dikarenakan adanya bantuan sosial (bansos) pemerintah. Sehingga, program ini membuat stok di pasar menipis.
“Kemarin saya tanyakan itu, katanya akibat keluarnya bantuan sosial (Bansos),” kata Cahyo, salah satu pedagang telur saat ditemui di lapak Pasar Setono Betek, Jumat (19/8/2022).
Ia menerangkan bahwa harga telur ayam ini sulit diprediksi. Kejadian seperti ini, kata Cahyo, beberapa kali terjadi ketika bansos pemerintah resmi dikeluarkan. Maka harga telur juga merangkak naik.
Akibat kenaikan harga telur ini, sejumlah pelanggan Cahyo mengurangi jumlah pembelian. Pengurangan jumlah pembelian pelanggan mencapai separuh dari sebelumnya.
“Biasanya langganan belinya 2 Kilogram atau 3 Kilogram, sekarang hanya separuh. Mungkin dampak dari kenaikan harga itu tadi,” ujarnya.
Senada juga diungkapkan Joko, pedagang Pasar Setono Betek Kediri, mengaku kenaikan harga telur ini menurunkan omset penjualannya. Dari semula mampu menghabiskan 100 kilogram atau 1 kuintal telur.
Namun kini, Joko hanya mampu menjual hampir separuh penjualan awal yakni kisaran 50 Kilogram. “Penjualan sepi, biasanya 100 kilogram, sekarang sekarang tinggal 50 kilogram pembelinya berkurang,” pungkasnya.