Metaranews.co, Kediri- Nasi sudah menjadi bubur. Kenaikan harga harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Pertamax dan Solar tak dapat dihindari. Hal ini di luar prediksi Gubernur Jawa Timur (Jatim), tentang perubahan harga BBM terjadi pada Sabtu (3/9/2022) jam 14.30 WIB. Sebelumnya, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa kalau harga BBM tidak akan mengalami perubahan pada Sabtu siang pukul 12.41 di halaman Graha Muslimat Kabupaten Kediri. Hanya berselang dua jam dari statmen Khofifah, ternyata Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kenaikan harga BBM.
“Kita sudah menghitung terutama untuk pertalite, karena tidak naik. Solar juga tidak naik,” kata Khofifah.
Khofifah menyatakan bahwa kenaikan harga BBM bakal menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Sebab, bahan tersebut menjadi bahan pokok bagi kalangan nelayan dan petani yang notabene menjadi komoditas pangan. Selanjutnya, Khofifah juga mewanti-wanti agar ke depan tidak terjadi kelangkaan BBM di wilayahnya. Stok harus terus dijaga untuk seluruh operasional nelayan dan sektor pertanian mesin Alsintan.
“Kita memastikan swasembada pangan itu, betul-betul bisa kita siapkan. Maka untuk alsintan harus bekerja dengan baik jangan sampai ada kekurangan BBM,” ujarnya.
Kemudian dampak dari kenaikan BBM nantinya, disebutkan Khofifah, terutama bakal berdampak pada kemiskinan ekstrem. Maka pemetaan sudah dilakukan bersama dengan jajaran tim Pertamina, Kapolda Jatim, dan Pangdam V Brawijaya .
“Mudah-mudahan masyarakat tenang, tidak ada panic buying,” pungkasnya.
Sementara itu, pada Sabtu (3/9/2022) jam 14.30 WIB, pemerintah resmi melakukan perubahan harga tiga jenis BBM. Ketiga BBm yakni Untuk BBM jenis Pertalite sebelumnya harga Rp7.650 per liter, naik menjadi Rp10.000 per liter.
Dilanjutkan BBM jenis Pertamax sebelumnya diharga Rp12.500 per liter, kini menjadi Rp14.500 per liter. Serta Solar bersubsidi sebelumnya diharga Rp5.150 per liter, menjadi Rp 6.800 per liter.