Metaranews.co, Kediri- Perhelatan pemilihan umum (Pemilu) 2024 semakin dekat. Seluruh partai parpol (Parpol) telah memulai awal tahun politik ini dengan mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai 1-14 Agustus lalu.
Sebelum pendaftaran tersebut, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Dharma Paloh mendapatkan gelar doktor Honoris Causa (HC) bidang Sosiologi Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB). Dalam acara pemberian gelar kehormatan pada 25 Juli 2022 lalu, Surya Paloh berpidato dengan judul “Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan”.
Dari pidato tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Willy Aditya mengejawantahkan pidato tersebut dalam Seminar Bedah Orasi Ilmiah Surya Dharma Paloh digelar di Hotel Bukit Kediri, Kamis (25/8/2022) siang.
Menurutnya, politik kebangsaan ini berada pada ranah politik tertinggi berjangka panjang bagi bangsa. Bukan hanya Pemilihan Umum (Pemilu) yang menjadi agenda pesta demokrasi lima tahunan. Maksudnya, kata Willy, politik kebangsaan ialah menumbuhkan spirit nasionalisme.
“Tidak terjebak dalam spirit yang picik,” kata Willy.
Semangat nasionalisme tentu berakar dari Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan Republik Indonesia. Maka, semangat politik kebangsaan yang gagas Surya Paloh ialah kehidupan bersama di tengah perbedaan. Apalagi menjelang pemilu lima tahunan, maka diperlukan jaminan untuk tetap hidup bersama dengan tidak terbelah seperti dua kali pemilu sebelumnya.
“Pada akhir-akhir ini yang mana Pemilu, menjadi perbincangan menciptakan siasat dan bermanuver untuk memenangkan kandidat,” tegas pria asal Solok, Sumatera Barat ini.
Dalam kegiatan yang juga menghadirkan Dekan Fakultas Hukum Uniska Zainal Arifin, Direktur Jawa Pos Radar Kediri, Kurniawan Muhammad, Willy menyampaikan bahwa partai harus membuka ruang bersama untuk membangun dialog antara satu sama lain dan menjaga silaturahmi tersebut.
Secara konkret, imbuh Willy, langkah yang diambil Partai NasDem, tidak hanya hadir saat gelaran pemilu saja. Melainkan, Partai Nasdem bakal menjadi sarana dan senjata perjuangan kebangsaan bersama.
“Selanjutnya kita silaturahmi satu dan lainnya untuk bersama-sama membangun negeri. Contoh kecilnya membangun Kediri,” tukas Willy.
Sementara itu, Zainal Arifin, menerangkan orasi politik kebangsaan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, dinilai bagus. Dikeranakan wacana orasi tersebut membahas tentang bagaimana bangsa Indonesia ke depan.
Orasi tersebut, kata Zainal, dapat mengulang kembali pemikiran untuk menyelamatkan bangsa Indonesia, sehingga tidak ada lagi politik berbentuk kebencian dan kedengkian.
“Ini yang merupakan lompatan ketika ketua partai politik menggagas bangsa ke depan itu untuk mempersatukan Indonesia, ” pungkasnya.