Metaranews.co, Kediri- Serapan gabah padi petani merosot tajam dari tahun lalu. Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Kediri hanya mampu menyerap 3.200 ton gabah padi petani pada Januari – Juni 2022. Padahal tahun lalu, masih mampu menyerap gabah padi petani 10 ribu ton pada semester I.
Kepala Bulog Subdivre Kediri Mara Kamin Siregar, mengatakan jumlah penyerapan panen gabah tersebut, merosot signifikan, hampir lebih 50 persen dari semester pertama, pada tahun sebelumnya. Padahal ia tengah menarget 20 ribu serapan gabah padi hingga akhir tahun nanti. Untuk mencapai target tersebut, Bulog hanya memiliki sisa waktu lima bulan ke depan.
“Jadi kami, Bulog masih ada kesempatan 5 bulan kedepan, untuk melakukan serapan,” kata Mara, saat ditemui metaranews.co di kantornya, Kamis (11/8/2022) pagi.
Dia mengakui panenan gabah petani tahun ini, hasilnya banyak yang tidak baik, dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil informasi petugas lapangan, salah satunya yakni adanya hama tikus di sejumlah wilayah seperti Kabupaten Nganjuk, dan sebagian wilayah Kediri.
Tak hanya itu, hasil jumlah panenan gabah para petani tidak sesuai dengan tahun sebelumnya. Biasanya petani menerima panen mencapai 8 ton per hektar. Namun kali ini hanya sampai perolehan panen gabah sekitar 5 ton per hektar.
Lebih lanjut, kata Marra, penyusutan jumlah produksi panen tersebut, juga berdampak kenaikan harga panenan gabah milik petani. Kondisi terakhir pantauan harga gabah kering panen dilapangan yakni 5.200-5.300.
“Untuk harga panenan, terus terang tertinggi untuk tahun ini, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya Marra.
Permasalahan gabah tak hanya itu saja, Mara menyebut adanya pemain beras yang datang dari luar wilayah Bulog Kediri. Mereka langsung masuk, untuk melakukan pembelian kepada hasil panen gabah petani, sebagian dibawa kembali dijual keluar daerah.
“Info yang kita dapat, para teman swasta ini melakukan pembelian langsung ke lahan, masih gabah kering panen langsung dibawa ke tempat bersangkutan,” ujarnya.
Sementara kalau untuk cuaca, Mara mengungkapkan kondisi ini masih cukup bagus dan belum berdampak kepada penyusutan produksi di cakupan wilayah Bulog Kediri.Mara menjelaskan target untuk serapan gabah tahun ini kurang lebih sebanyak 20 ribu ton, sedangkan ini masih mencapai 3.200 ton. Jadi kurang lebih sekitar 16.800 ton target yang dibutuhkan hingga akhir tahun.
Sejumlah upaya penanggulangan juga dilakukan Bulog, diantaranya melakukan koordinasi dengan Dinas terkait, mitra kerja, dan kelompok petani, untuk membantu memperbanyak hasil serapan gabah. Yang bakal digunakan pengadaan cadangan pangan diwilayahnya. Kalaupun tidak sampai memenuhi target serapan, pihaknya bakal mengambil serapan gabah dari lain daerah.
“Dan melakukan pengadaan cadangan nanti, bisa mengambil dari luar daerah, bisa kita tarik ke Kediri,” pungkasnya.
Sebelumnya, produksi gabah padi di Kabupaten Kediri anjlok. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kediri mencatat jumlah total produksi tahun 2021 lalu menyusut 20 ribu ton, dibanding tahun 2020.