Menengok Sosok Penyair Joko Pinurbo yang Meningggal Dunia di Usia 62 Tahun

Joko Pinurbo
Joko Pinurbo (antara)

Metaranews.co, News – Jagat Sastra tanah air dirundung kabar duka. Salah satu penyair terbaik Indonesia, Joko Pinurbo meninggal dunia di Yogyakarta pada Sabtu (27/4/2024) pagi ini.

Jokpin, begitu panggilan akrabnya, meninggal lantaran sakit yang dideritanya dan dalam kondisi perawatan di Rumah sakit Ranti Rapih Jogja.

Adapun, kabar meninggalnya Jokpin tersebut disampaikan oleh budayawan cum jurnalis Goenawan Mohammad melalui unggahan di akun X-nya.

“Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku” // Djoko Pinurbo, penyair utama kita meninggal pagi ini di Yogya dlm usia 62. Puisinya yang tenang dan sederhana, tak mudah dilupakan. RIP”,” demikian ditulis Goenawan Mohammad.

Lantas, bagaimana sosok Joko Pinurbo ini? Cek selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Nama Jokpin banyak dikenal publik sebagai salah satu penyair dnegan karya-karya yang terbilang nakal dan usil yang seolah mengganggu dan menggugah perenungan pemikiran pembacanya.

Puisi-puisi yang ia cipta sarat akan makna. Terkadang diselipkan juga dengan humor cerdas dan kadangkala penuh dengan ironi menggugah.

Pri akleahiran 11 Mei 1962 ini menempuh pendidikan sarjananya di Sanata Dharma Yogyakarta. Dari sinilah karya-karyanya mulai dikenal publik.

Tak terpaku pada satu tema tertentu, Jokpin kerapkali mengeksplorasi berbagai tema mulai dari percintaan, kehidupan sehari-hari, kritik sosial, ironi kehidupan hingga religiusitas.

Karya puisinya juga menggunakan bahasa sederhana yang sarat akan makna. Justru inilah yang menjadi letak kekuatan dari Jokpin dan berhasil menyentuh hati serta menggelitik nalar para pembacanya yang berasal dari berbagai kalangan.

Salah satu “magis” dari karya Joko Pinurbo adalah penggunaan humor cerdas. Ia mampu mengolah kata-kata dengan lincah sehingga menghasilkan ironi yang halus namun tajam.

Puisi-puisinya sering kali mengundang senyum dan gelak tawa, tapi di balik itu semua ada refleksi mendalam tentang kehidupan. Sebagai contoh puisi berjudul “Celana Ibu” atau “Di Bawah Kibaran Sarung”

Kiprah Jokpin di dunia sastra pun mendapatkan pengakuan dan beberapa penghargaan. Prestasi paling mencolok adalah ketika ia mendapatkan penghargaan sastra bergengsi, Khatulistiwa Literary Award.

Tak hanya itu, Jokpin juga pernah meraih Anugerah Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta. Penghargaan-penghargaan itu menjadi bukti nyata atas kualitas karya-karyanya dalam kancah sastra Indonesia.

Puisi-puisi Joko Pinurbo telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dipublikasikan di berbagai media sastra, baik di dalam maupun manca. Ia juga kerap diundang untuk membacakan karyanya di berbagai acara sastra dan festival puisi.

Selamat jalan Jokpin.

Pos terkait