Perbedaan Hari Raya Tidak Perlu Diributkan, Apalagi Dibawa ke Ranah Politik

Metaranews.co, News – Perbedaan hari raya sejatinya tidak perlu diributkan apalagi diperdebatkan. Apalagi, dibawa keranah politik.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi di Kementerian Agama, saat menghadiri rangkaian Sidang Isbat.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, perbedaan penetapan hari Raya Idul Fitri tidak perlu diributkan terlebih diperdebatkan karena hal tersebut sudah sering terjadi.

Perbedaan hari raya
Ilustrasi umat Islam yang tengah melaksanakan salat Ied. (Unplash)

“Perbedaan yang sudah sering terjadi ini tidak perlu diperdebatkan. Apalagi perdebatan itu berujung pada perdebatan kusir yang tidak perlu. Masing-masing punya argumentasi untuk membenarkan pandangannya,” ucapnya melansir laman NU, Jumat (21/4/2023).

“Oleh karena itu, keputusan ini tidak boleh dibawa kemana-mana, termasuk ke ranah politik,” katanya melanjutkan.

Baginya, hasil musyawarah isbat harus benar-benar dijadikan sarana untuk mempererat ukhuwah di kalangan umat Islam. Semua pihak diharapkan menghormati keputusan dalam menentukan 1 Syawal.

“Yang memutuskan lebih awal dari keputusan pemerintah diharapkan menghormati umat Islam yang masih menyempurnakan hari akhirat,” ujarnya.

“Hal itu juga berlaku bagi setiap orang yang berbuka puasa, agar tidak makan dan minum di manapun sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang ingin menuntaskan puasa hingga hari ke-30,” imbuhnya.

Selama ini, lanjutnya, para ulama belum bisa menyatukan dalil yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pandangan-pandangan yang berbeda ini harus memiliki kedudukan yang sama, yakni sama-sama benar menurut manhaj dan pendekatan yang digunakan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (MenkoPolhukam) Mahfud MD melalui akun Instagram resminya, @mohmahfudmd. mengimbau agar Pemda setempat agar fasilitas publik dibuka dan diizinkan untuk salat Idul Fitri.

“Pemerintah menghimbau, fasilitas publik seperti lapangan yang dikelola Pemda agar dibuka dan diizinkan untuk tempat salat idul fitri jika ada ormas atau kelompok masyarakat yang ingin menggunakannya,” ucapnya, melansir Instagram resmi Mahfud MD, Kamis (20/4/2023).

Pemda juga diminta untuk mengakomodasi. Mahfud juga menyebut, seluruh elemen masyarakat harus membangun kerukunan meskipun berbeda waktu hari raya.

‘Kita harus membangun kerukunan meski berbeda waktu hari raya,” ujarnya.

“Perbedaan waktu hari raya sama-sama berdasar Hadits Nabi, ‘Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah jika melihat hilal’ (Shuumuu biru’yatihi wa afthiruu birukyatihi). Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah. Melihat hilal bisa dengan rukyat, bisa dengan hisab,” katanya.

Untuk diketahui, Muhammadiyah akan merayakan lebaran 2023 lebih dulu, tepatnya pada hari ini Jumat (21/4/2023). Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Agama secara resmi menetapkan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri pada Sabtu, 22 April 2023.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *