Metaranews.co, Kediri – Anggota Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini mendorong para petani di wilayah Kediri raya untuk menerapkan pola pertanian yang Rama lingkungan.
Pertanian ramah lingkungan menurut Anggia akan berdampak baik untuk alam dan untuk kesehatan petani.
“Selama ini, para petani lebih banyak memanfaatkan pestisida maupun pupuk kimia, yang mana hal tersebut berakibat buruk pada pertanian dan lingkungan. Tidak hanya itu, penggunaan bahan kimia dalam pertanian juga mengancam kesehatan para petani,” jelas Anggia, Sabtu (19/08/2023) di sela Peningkatan Kapasitas Petani Hortikultura.
Dia juga menuturkan, pola pertanian ramah lingkungan yang di maksud adalah penggunaan bahan organik, sebab selain aman untuk kesehatan juga lebih menguntungkan.
“Para petani juga harus memperhatikan kesehatan mereka. Karena itu penggunaan bahan kimia sebisa mungkin dikurangi dan diganti dengan pertanian ramah lingkungan yang tidak hanya lebih sehat tapi juga lebih menguntungkan karena modalnya tidak terlalu besar,” tuturnya.
Hal senada turut diungkapkan Direktur Perlindungan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian RI Dr. Jekvy Hendra.
Ia menemukan banyak kasus petani terpaksa harus dirawat di rumah sakit setelah memakai pestisida dan pupuk kimia lalu makan dengan tangan. Para petani mengalami gangguan pada ginjal dan paru-paru.
Konsep ramah lingkungan baik untuk pupuk atau pestisida bisa dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti eco enzyme, pestisida nabati dan agen hayati, kompos dari fermentasi trichoderma dan biofertilizer.
“Konsep ramah lingkungan dan mudah dilaksanakan, bisa mengurangi biaya dan mengantisipasi serangan hama penyakit dengan cepat karena sifatnya existing.
Ia menegaskan bahan-bahan tersebut semua lokal dan bisa dibuat mandiri, tinggal mengubah pola pikir petani membuat produk menjadi bernilai bagi masyarakat.
“Salah satu upaya dirjen ke daerah, dengan kolaborasi komisi 4 DPR RI, pimpinan daerah menyusun progres bertahap dan duduk bersama untuk menindaklanjuti. Kediri bisa menjadi pilot project,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa menuturkan peningkatan kapasitas bagi petani, penting bagi petani Kediri. Pasalnya masih banyak petani cabai di Kediri menggunakan bahan kimia sehingga daya tahan cabai berkurang.
Karena keberadaan klinik pengendalian hama terpadu bisa sangat membantu. Idealnya klinik pengendalian hama ada satu di setiap kecamatan. Di tempat itu para petani cabai Kediri bisa belajar membuat pupuk dan pestisida ramah lingkungan.
“Jika petani cabai punya skill itu tanah juga aman tidak tergerus kimia panen lebih banyak untung lebih banyak karena cost lebih murah. Cuma petani kita belum banyak tahu ilmu yang membuat ramah lingkungan,” tuturnya.