Tan Malaka dan Gelar Pahlawan Nasional

Tan Malaka
Ilustrasi sosok Tan Malaka. [Suara.com)

Metaranews.co, Kediri – Tepat tanggal ini 60 tahun silam atau 28 Maret 1963, Ibrahim Datuk Tan Malaka seorang tokoh revolusioner yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia mendapatkan gelar pahlawan dari Presiden Soekarno.

Tan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan buku “Pahlawan Nasional Indonesia” karya Denny JA, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Tan Malaka tidak terlepas dari jasa-jasanya yang besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selama hidupnya, Tan Malaka sangat kritis terhadap pemerintahan kolonial Belanda dan selalu berjuang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Sayangnya, pada masa orde baru, Keppres tersebut tak membuat nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional dikenal, hal ini karena adanya kebijakan pada rezim orde baru terkait dengan komunisme, dan Tan dianggap sebagai antek komunis.

Salah satu buku yang dapat menjadi referensi adalah “Tan Malaka: A Political Biography” yang ditulis oleh Harry A. Poeze mengungkapkan bahwa Tan Malaka merupakan tokoh yang sangat kritis terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Ia selalu berjuang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan dan menggalang dukungan dari rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Selain itu, Tan Malaka juga memiliki peran penting dalam pembentukan Partai Komunis Indonesia.

Tan juga tercatat sempat memimpin PKI pada 1921, akibat aktivitas politiknya itu, setahun kemudian Pemerintah Hindia Belanda mengusirnya dari Indonesia.

Pada 7 November 1948, Tan Malaka bersama Chaerul Saleh, Sukarno, dan Adam Malik membentuk partai politik yang bernama Partai Musyawarah Rakyat Banyak atau Partai Murba.

Tujuan Tan Malaka dan para tokoh membentuk Partai Murba adalah untuk mempertahankan dan memperkuat kemerdekaan bagi republik dan rakyat, agar sesuai dengan dasar dan tujuan proklamasi, yaitu mencapai rakyat yang adil dan makmur.

Meskipun Tan Malaka menjadi salah satu pelopor sayap kiri (komunis), yang akhirnya ditentang di Indonesia, ia tetap memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *