Tersangka Pembuangan Bayi di Tulungagung dari Keluarga Broken Home

Ilustrasi (Istimewa)

Metaranews.co, Tulungagung – Tersangka pembuangan bayi di toilet Dispendipora Tulungagung, ternyata berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Diketahui sejak 6 tahun lalu tersangka NN menjalani hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, karena sudah bercerai, (04/11/2022).

Pekerja Sosial Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Arik Budiono mengatakan, saat ini tersangka NN sudah menginjak usia 16 tahun. Dan sejak usia 10 tahun, NN sudah dihadapkan kasus perceraian kedua orang tuanya. Hal ini membuat NN tidak mendapatkan kebutuhan kasih sayang dari orang tuanya.

Bacaan Lainnya

“Jadi sejak 6 tahun lalu NN tinggal bersama neneknya. Karena setelah orang tuanya berpisah, NN kurang mendapatkan pengawasan dan kontrol dari orang tuanya. Padahal ayah NN tinggal didekat rumah NN. Sedangkan ibu kandung NN berada di luar kota,” tuturnya.

Arik menjelaskan, pada saat pihaknya serta petugas Kemensos datang ke rumah NN, terdapat nenek dan ayah kandung NN. Dari hasil pemeriksaan psikologis NN, diketahui bahwa dia sudah mulai terbuka kembali dengan orang lain. Namun, untuk saat ini NN juga harus melakukan kontrol di RS agar kondisi cepat pulih.

“Untuk biaya periksa di RS, juga digratiskan. Dan ketika kami tanya, ternyara NN tidak tau kapan dia harus kontrol. Hingga akhirnya kami sudah memberikan wawasan dan pendampingan kepada NN. Diketahui NN merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yang saat ini diasuh oleh neneknya,” jelasnya.

Atas kejadian tersebut, NN dan keluarga sangat rentan mendapatkan diskriminasi dan pengucilan dari masyarakat. Maka dari itu, ULT PSAI Tulungagung meminta agar NN tinggal bersama ayahnya. Hal ini bertujuan, ketika NN tinggal dilingkungan baru, maka bisa mulai kembali dari awal lagi.

“Ketika nanti tinggal bersama dengan ayahnya, maka NN akan mendapatkan pengawasan dan kasih sayang dari ayahnya yang selama ini dia tidak dapatkan. Selain itu, juga bisa mencegah pengucilan dari masyarakat,” paparnya.

Arik menceritakan, sebelum kejadian nahas itu, NN sempat menceritakan kondisi kehamilannya kepada neneknya. Namun karena neneknya sudah tua, sehingga tidak terlalu menghiraukan apa yang diceritakan oleh NN. Bahkan ketika dalam kondisi hamil, NN mengikuti kegiatan sekolah seperti pada umumnya.

“Hingga akhirnya NN melahirkan di dalam toilet Dispendipora Tulungagung. Dari pengakuan NN, anak yang dilahirkannya adalah hasil hubungan dengan teman yang dia kenal melalui media sosial,” ujarnya.

Disinggung terkait keberlanjutan pendidikan NN, Arik mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak sekolah. Agar NN tetap bisa meneruskan sekolah hingga lulus. Namun, saat ini NN masih belum bisa sekolah tatap muka karena kondisi fisiknya belum benar-benar pulih.

“Dari pihak sekolah juga masih berupaya mengkondisikan teman-teman NN, agar nantinya ketika NN masuk sekolah bisa nyaman,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *