Metaranews.co, Malang- Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan, Doni Monardo mulai mengecek satu persatu kondisi lapangan. Meskipun sudah ada penetapan 6 tersangka, Doni Monardo dan tim mengumpulkan data dan bukti untuk menyusun kronologi tragedi Kanjuruhan.
Doni menuturkan TGIPF tengah mendalami dugaan tertutupnya pintu stadion yang menjadi faktor penyebab tewasnya ratusan korban jiwa, selain gas air mata yakni pada pintu 12 dan 13 di Stadion Kanjuruhan Malang.
”Sudah saya lihat tadi. Kami sedang mengumpulkan data-data dan juga memanggil pihak bertanggungjawab mengamankan pintu-pintu tersebut,” terangnya.
Ia menambahkan dalam pemeriksaan TGIPF mengalami kendala. Hal ini karena petugas penjaga pintu 12 dan 13 Stadion Kanjuruhan Malang tak bisa dihadirkan. Ia menerangkan sistem buka tutup pintu ini menurut Doni merupakan poin paling krusial karena menjadi faktor melayangnya nyawa ratusan korban jiwa.
Menurutnya, hal ini menjadi krusial karena secara prosedur pintu stadion harus dibuka menjelang 15 menit sebelum pertandingan selesai. Namun, faktanya ada sejumlah pintu yang tertutup.
”Ini harus jelas, karena pintu menjadi poin paling krusial. Mana pintu yang dibuka, mana yang ditutup, dan apa sebab terbuka atau tertutup. Jadi masih perlu 2-3 hari kedepan untuk menggali keterangan dari para steward yang bertugas di hari-H,” papar Doni.
Pihaknya juga berupaya mendapatkan rekaman CCTV di setiap pintu stadion yang saat ini masih disita polisi sebagai barang bukti. Dari keterangan Kepala Dispora Kab. Malang Nazaruddin Hasan menuturkan kamera CCTV di 32 titik stadion dipastikan masih berfungsi.
”Tapi rekaman CCTV ini masih dalam barang bukti, kalau sudah nanti kita amankan untuk kami selidiki. Saat ini kami masih belum bisa memberikan kesimpulam, doakan saja 2-3 hari kedepan, bukti-bukti akurat bisa kami kumpulkan,” ujarnya.
TGIPF juga belum bisa berkomentar banyak terkait apa yang sebenarnya terjadi di pintu 13 yang konon terdapat korban jiwa paling banyak akibat dugaan pintu tertutup itu.
”Saya kira soal itu sudah banyak beredar di media sosial,” katanya.
Sebelumnya, TGIPF telah bertemu dengan banyak pakar untuk mengurai kasus ini. Dengan mengantongi berbagai perspektif dan data bukti yang akurat, peristiwa ini bisa diurai secara gamblang.
Selain mendapatkan informasi dan masukan dari pihak-pihak terkait di lapangan, tim membuka akses informasi dan menerima masukan dari berbagai pihak, baik bertemu langsung dengan tim maupun melalui telpon, e-mail, dan akun media sosial Twitter dan Instagram TGIPF Malang atau datang ke Kantor Kemenko Polhukam, Jl. Medan Merdeka Barat No. 15, Jakarta Pusat.
Doni berharap doa dari masyarakat agar TGIPF bisa bekerja mengusut tuntas insiden berdarah ini. ”Kami minta doanya agar kami bisa bekerja maksimal untuk mengumpulkan semua bukti dan data. Dari bukti dan data inilah nanti akan menuju pada suatu kesimpulan, termasuk hasil otopsi,” pungkasnya.