Metaranews.co, Kediri – Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meletakkan batu pertama pada pembangunan pengembangan kios pasar grosir buah dan sayur, Kamis (19/10/2023).
“Jadi pasar grosir adalah sentra penjualan barang-barang grosir. Tujuannya dilakukan pengembangan ini adalah karena dulu sudah pernah dibangun tapi cara membangunnya salah dan berdampak pada aturan dan hukum. Maka kami memberhentikan sementara untuk pembangunan pasar ini,” jelas Wali Kota Kediri.
Lebih lanjut Abdullah Abu Bakar menjelaskan bahwa agar bisa melanjutkan pembangunan dan pengembangan kios buah dan sayur pasar grosir dengan kerjasama antara Kejaksaan untuk mendalami cara-cara yang memungkinkan.
Akhirnya ketemu caranya yang bernama built operate transfer (OBT) atau bangun guna serah selama 10 tahun. “Yang membangun para pedagang, tanahnya punya pemerintah, selama 10 tahun,” imbuhnya.
Ke depan Wali Kota Kediri berharap pasar grosir bisa lebih besar karena pasar grosir ini salah satu pasar perdagangan yang cukup besar dan barangnya bisa sampai ke Indonesia timur lalu ke Kalimantan juga. Jadi kalau pasar ini macet tidak beroperasi maka akan berdampak bagi wilayah Indonesia Timur maupun daerah lainnya.
Terakhir Abdullah Abu Bakar mengungkapkan pembangunan pasar grosir ini pastinya akan membawa dampak ekonomi. Ekonomi yang ada di Kediri akan semakin besar. Karena memang positioning Kota Kediri ini adalah kota perdagangan maka pasar, pemerintah juga menyediakan tempat perdagangan yang layak, baik dan strategis.
Hadir pula dalam kegiatan ini Dirut Perumda Pasar Joyoboyo Djauhari Luthfi, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Dewan Pengawas Perumda Pasar Joyoboyo Edi Darmasto, Kepala Dinas PUPR Endang Kartika Sari, Camat Kota Arief Cholisudin Yuswanto, Lurah Ngronggo Heru Sugiarto, paguyuban dan seluruh pedagang pasar grosir. (ADV)