Jadi Pusat Ficus Nasional, Mas Dhito Akan Tanami 1218 Ficus di Barat Sungai

(Dok.)

Metaranews.co, Kediri – Kabupaten Kediri dijadikan pusat ficus nasional di bufferzone cagar alam manggis, Desa Gadungan Kecamatan Puncu. Hal ini ditetapkan pada, Rabu 23 Maret 2022 dalam acara kolaborasi membangun konservasi hijaukan bumi di Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri.

Dengan ditetapkannya Kabupaten Kediri sebagai pusat ficus, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berencana akan menanam 1218 ficus di barat sungai.

Bacaan Lainnya

Hal ini menyusul adanya ketimpangan tingkat kerindangan antara wilayah barat sungai dan timur sungai di Kabupaten Kediri. Menurut Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Hanindhito, penanaman ficus di barat sungai ini selain untuk meingkatkan kesuburan tanah di wilayah barat sungai, juga dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kediri ke- 1218.

“Nanti saya akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), karena punya keinginan agar di barat sungai itu serindang di timur sungai. Jika memungkinkan untuk menanam 1218 Ficus mengingat HUT Kabupaten Kediri ke -1218,” terang Mas Dhito.

Mas Dhito menyebutkan, dijadakinnya Kabupaten Kediri sebagai pusat Ficus nasional ini akan menjadi langkah berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama dalam menjaga ketersediaan air.

Terlebih, lanjut Mas Dhito, Kabupaten Kediri mempunyai banyak pelestari alam tidak akan kendor dalam melestarikan Ficus. Karena pengaruh relawan pelestari lingkungan tersebut menurutnya bergerak dari bawah tumbuh ke atas dan tumbuh lagi akar seperti Ficus.

“Gerakan bawah tanah teman-teman relawan di Kabupaten Kediri ini sangat luat biasa. Saya rasa gerakan mereka ini tidak akan kendor. Apalagi Kediri ditetapkan sebagai pusat Ficus Nasional,” Pungkasnya.

Cagar Alam Manggis Gadungan seluas 13,36 hektar itu selama ini juga digunakan sebagai sumber pakan satwa dan sebagai habitat satwa yang berada di cagar alam tersebut. Selain itu, Ficus ini juga dikembangkan sebagai tanaman obat.

Terpisah, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE), Wiratno mengatakan untuk saat ini Pulau Jawa dikhawatirkan akan terjadi krisis air. Sehingga gerakan konservasi Ficus di Kabupaten Kediri ini diharapkan mampu menopang krisis tersebut.

“Saya rasa gerakan konservasi (Ficus) ini sangat luar biasa. Karena 60 persen penduduk di Indonesia berada di Jawa. Dan kita butuh air. Jadi sangat penting untuk rekoveri hutan-hutan lindung dan sumber air,” tuturnya.

Wiratno menambahkan, hingga saat ini tidak ancaman yang signifikan terhadap Ficus ini. Pasalnya tanaman yang di Kabupaten Kediri teridentifikasi sebanyak 55 Jenis ini mudah di tanam dengan ketahanan yang cukup tinggi. Terlebih, banyak relawan yang juga tengah mengembangkan tanaman tersebut.(E2)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *