Bentuk Kasih Sayang yang Salah dari Orang Tua Terhadap Anak

Bentuk Kasih Sayang
Ilustrasi Bentuk Kasih Sayang orang tua terhadap anak. (Pexels)

Metaranews.co, TipsBentuk kasih sayang yang salah bisa dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. lalu? Apa saja sih bentuk kesalahan kasih sayang yang dilakukan itu?

Jika semua orang tua sudah mengetahui cara yang benar atau salah dalam mencintai anaknya, tentu masalah pola asuh di dunia ini hampir selesai.

Bacaan Lainnya

Masalahnya, (tanpa bermaksud menghakimi sesama orang tua di luar sana) banyak orang tua yang tidak sadar bahwa bentuk kasih sayang yang mereka tunjukkan kepada anaknya bisa saja salah.

Melansir Momiesdaily, sebenarnya, logika dan insting kita sebagai orang tua bisa memberi sinyal lho, ketika kita mencintai anak dengan cara yang salah.  Selain itu, kita juga bisa melihat dari perilaku anak sebagai akibat atau dampak dari cara kita menyayangi anak.

10 Bentuk Kasih Sayang yang Salah Orang Tua Terhadap Anak

Bentuk Kasih Sayang
Ilustrasi Bentuk Kasih Sayang orang tua terhadap anak. (Pexels)

Misalnya, jika kita suka membanjiri anak-anak kita dengan hadiah, perilaku mereka mungkin menjadi materialistis.

1. Membanjiri anak dengan hadiah

Tingkatkan, berikan hadiah. Liburan, tidak perlu bertanya.  Membantu orang tua di rumah, memberi upah. Akibatnya, anak tidak bisa membedakan antara momen yang pantas untuk diberikan hadiah, dan hal-hal yang seharusnya dilakukan (tanggung jawab).

2. Membenarkan perbuatan anak dengan kalimat “namanya juga anak”

Jangankan memukul teman, saya tetap ingin tindakan anak dipahami, dengan dalih masih balita. Nyatanya, cinta dalam arti yang tepat adalah mencari tahu mengapa anak memukul, memvalidasi emosinya, dan mengajari cara mengelolanya.

3. Sayangi anak dan tetap bersama anak 24 jam

Siap-siap anak rewel jika berpisah untuk sementara waktu. Atau dipanggil berkali-kali saat orang tua benar-benar harus keluar rumah untuk urusan mendesak. Anak-anak merasa tidak aman ketika jauh dari orang tua mereka.

Menempel bersama anak-anak seperti stempel 10 ribu tidak selalu merupakan cara yang efektif untuk menunjukkan bahwa kita mencintai anak-anak kita.

Namun, ketika kita bisa memberikan pengertian dan rasa aman meski harus jauh dari anak, hal itu bisa membuat orang tua dan anak sama-sama tenang.

4. Terlalu protektif

Tidak ada orang tua yang ingin anaknya tersakiti, baik secara fisik maupun mental, sakit, berteman dengan anak lain bisa menjadi pengaruh buruk, dan sederet hal lain yang kita anggap buruk.

Namun, jika orang tua terlalu protektif dan tidak ingin anaknya terkena resiko sekecil apapun, resiliensi anak bisa saja tidak berkembang.

5. Katakan ya untuk semua permintaan anak

Dengan niat ingin anak senang, lupa mengajarkan kata “tidak”. Padahal tidak semua permintaan anak baik untuknya.  Percayalah, saat anak selalu mengiyakan permintaannya, saat beranjak dewasa, orang tua sendiri akan kesulitan menghadapi anak yang sering memberontak karena tidak bisa menerima penolakan.

6. Otoriter dengan dalih: “kami melakukan semua ini karena kami mencintaimu”

Meneriaki anak di mana-mana ketika dia melakukan sesuatu yang salah dan kemudian berkata: “Mama memarahimu karena aku mencintaimu.”

Membebani anak dengan berbagai kegiatan yang menurut orang tua positif, dengan harapan anak berprestasi, lalu berkata: “Semua ini kami lakukan untuk kebaikanmu.”

Saat orang tua bertindak terlalu mengontrol, disinilah bentuk kasih sayang orang tua diwujudkan dengan cara yang salah.

7. Meragukan kemampuan anak

Tidak selamanya balita balita terus berlanjut.  Anak-anak harus berkembang dan kemampuannya akan selalu meningkat. Namun sayangnya, kami selalu ingin melakukan segalanya untuk anak-anak.

Takut anak tidak mampu, takut anak kesulitan, takut anak tidak tahan, kasihan, dan sebagainya.  Bukan karena anak tumbuh, bahkan bisa mandek.

8. Selalu memberikan kemudahan

Makan disediakan, pekerjaan rumah dibantu, ada masalah yang ibu dan ayah selesaikan.  Akibatnya, anak tidak memahami apa itu tantangan, pemecahan masalah dan upaya.

9. Mengekspresikan rasa bangga yang berlebihan pada anak

Setiap orang tua pasti bangga dengan anaknya. Dimana kesalahannya?  Tentu tidak salah jika sesuai takaran.  Maka salah bila orang tua mulai memanjakan segala prestasi dan kebaikan anaknya, sehingga anak menjadi sombong dan merasa dirinya selalu lebih baik dari anak lainnya.

10. Mendukung tapi tidak sadar saat menuntut

“Wow oke, kamu mendapat 90!  Tapi menurut Papa, kamu bisa mendapatkan 100 poin!  Belajar lebih giat, oke?”

“Bravoooo, penampilanmu keren, nak.  Tapi lebih keren lagi kalau tidak salah di nada X. Ayo lebih rajin berlatih.”

“Tidak apa-apa jika kamu tidak mengikuti kompetisi tahun ini, tapi bukankah sayang?”

Beberapa hal di atas bisa kamu jadikan sebagai pembelajaran ketika nantinya sudah memiliki anak atau bahkan buat kamu yang sudah mempunyai anak. Jangan lakukan hal-hal yang bisa membuat anak kita salah menerima pembelajaran.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *