Metaranews.co, Kediri – Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mendeteksi adanya mutasi virus Demam Berdarah (DB) yang lebih kuat dari biasanya. Adapun varian baru ini mempercepat turunnya trombosit. Apabila lebih lima hari tanpa penanganan pasien DBD berisiko meninggal dunia.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Kediri Retno Handayani, mengungkapkan mutasi baru DB dinamai serotipe-3 atau disebut DEN-3.
Jenis baru ini ditemukan dari hasil observasi yang dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Surabaya.
“Jadi mengapa kita tahu, BBTKL mengadakan sampling tahun 2019, kepada beberapa pasien DBD yang status masih panas 3 hari,” kata Retno, saat ditemui di kantornya, Rabu (9/11/2022).
Retno mengungkapkan sejumlah sampling pasien DBD tersebut berasal dari Puskesmas Blabak. Selanjutnya sampling diperiksa menunjukkan gejala trombosit turun dengan cepat.
Gejala DB itu menurut Retno akan lebih parah jika menyerang pasien obesitas, tidak kelihatan secara fisik apabila banyak kehilangan cairan, tapi tiba-tiba kritis.
Kemudian kata Retno, gejala lainnya saat demam selama 3 hari tidak mengalami gejala bintik-bintik merah, mual, pembesaran hati, tiba-tiba trombosit rendah beralih kritis secara cepat.
“Karena mutasinya (virus) sudah mengalami mutasi jadi gejalanya spesifik per pasien. Kalau kondisinya baik, segera mendapatkan pertolongan akan terkendali dan sebaliknya tidak mendapatkan pertolongan semakin parah,” jelasnya.
“Bahkan lebih parahnya bisa meninggal dunia,” tambahnya.
Sejumlah cara antisipasi juga telah dilakukan Dinkes Kabupaten Kediri, salah satunya dengan penggunaan rapid tes antigen kepada pasien demam selama 3 hari. Khususnya di musim penghujan ini dilakukan sebanyak 37 Puskesmas di Kabupaten lain.
“Jadi Rapid Test Reagen untuk mengetest virus dengue yang ada di pasien,” terangnya.
Lebih lanjut, hingga kini pihaknya belum dapat menghitung pasien yang terkena DBD jenis virus DEN-3. Sebab masing-masing pasien harus perlu untuk di uji laboratorium sampling ke BBTKL Surabaya.
“Namun kita hanya bisa mengatakan melihat hasil yang ada di Blabak, sudah ada virus DBD yang bermutasi kita harus waspada,” ujarnya.
Selain itu masing-masing orang juga belum tentu dapat diambil sampel jenis DEN virus, dan tergantung pada samplingnya. “Jadi BBTKL setiap 5 tahun sekali baru mengadakan kembali sampling, untuk keperluan banyak hal,” pungkasnya.
Sementara itu, Mengutip data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, penularan kasus penyakit DBD tercatat sebanyak 258 pasien, selama periode bulan Januari – November tahun ini. Dari sejumlah kasus tersebut 3 pasien diantaranya meninggal dunia.