Metaranews.co, Kota Kediri – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kediri menggelar rapat koordinasi (Rakor) pembentukan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) pengusulan gelar pahlawan nasional KH Mahrus Aly, Rabu (5/4/2023).
Rakor ini dihadiri sejumlah stakeholder terkait. Di antaranya perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, sejarawan, akademisi, dan instansi terkait lainnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kediri, Paulus Luhur Budi mengatakan, pembentukan TP2GD ini menjadi langkah awal pengusulan gelar pahlawan nasional KH Mahrus Aly.
“Salah satu prosesnya pengusulan awalnya harus dibentuk TP2GD itu,” kata Paulus, Rabu (5/4/2023).
Paulus menuturkan, rakor pembentukan TP2GD ini merupakan tahapan awal setelah surat usulan gelar pahlawan nasional KH Mahrus Aly yang masuk ke Dinsos Kota Kediri.
Selanjutnya, TP2GD akan mencari para anggota yang terdiri dari sejumlah perwakilan OPD, sejarawan, akademisi, dan instansi terkait. Tahap berikutnya, TP2GD akan disidangkan.
“Dalam proses sidang, dari para pemrakarsa pengusul itu akan menyampaikan semacam masukan, kritik, saran, dan sebagainya,” jelas Paulus.
“Selanjutnya akan diberikan berita acara, kemudian diberikan ke wali kota untuk mendapat rekomendasi untuk kita kirim ke provinsi, kemudian ke pusat,” lanjutnya.
Menurut Paulus, TP2GD ini nantinya akan diisi dari dua unsur, pertama dari unsur OPD Pemkot Kedri, dan kedua dari sejarawan, akademisi, pengurus Ponpes Lirboyo, LPRI, dan Kodim.
Salah satu peserta rakor, Imam Mubarok mengungkapkan, banyak peran penting dan jasa Kiai Mahrus Aly bahkan sebelum kemerdekaan.
Peran KH Mahrus Aly, kata Mubarok, semakin terasa setelah republik ini memproklamirkan kemerdekaannya. Puncaknya setelah keluar fatwa resolusi jihad.
“Tidak hanya di Kediri, tapi juga di Surabaya saat kekalahan Jepang pada Agustus 1945 beliau memiliki peranan penting, yakni menyerbu Kantor Kompetai De Nipon di Jl Brawijaya 27 D bersama TRI dan santri Lirboyo,” kata pria yang akrab disapa Gus Barok itu.
Mubarok menuturkan, saat pecah peperangan pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya, KH Mahrus Aly bersama para santri turut serta melawan para penjajah. Tekadnya satu, mempertahankan kemerdekaan RI.
Menurut Mubarok, kiprah KH Mahrus Aly pada peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah republik ini.
“Selain berjuang pada tahun 1942-1945 melawan Jepang dan Belanda, selanjutnya Kiai Mahrus Aly juga terus berjuang dalam segala bidang. Salah satunya bidang pendidikan mendirikan Kampus Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri pada 30 April 1966. Belum lagi peran beliau dalam penumpasan PKI tahun 1965, peran di NU, dan lain-lain,” pungkas Mubarok.