Provinsi Jawa Timur Jajaki Kerjasama dengan Belanda, Salah Satunya Soal Pengelolaan Air

Provinsi Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menerima kunjungan wakil duta besar Belanda. (Dok. Pemprov Jatim)

Metaranews.co, Jawa Timur – Provinsi Jawa Timur mulai menjajaki kerjasama dengan Belanda dalam beberapa segmen, apa saja itu ?

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa membuka pertemuan dengan Wakil Duta Besar dan Kepala Urusan Perekonomian di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda,  Ardi Stoios-Braken.

Bacaan Lainnya

Dalam penjajakan kerjasama agar bisa dikembangkan di Jawa Timur ini, ada beberapa segmen yaitu dalam pengelolaan air, pariwisata, pertanian dan peternakan serta pendidikan dan penelitian.

“Kami berdiskusi selama satu jam lebih mengenai beberapa hal terkait kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kerajaan Belanda. Salah satunya terkait pengelolaan air seperti yang saat ini berjalan, yakni di Sungai Welang,” ucap Khofifah melansir Suarajatim.id, Rabu (5/4/2023).

Terkait pembahasan pengelolaan air di beberapa lokasi badan air seperti Welang atau Kalimas difokuskan untuk memaksimalkan fungsi. Jadi, tidak hanya menjaga kebersihan air tapi juga memanfaatkan potensi wisata.

“Jadi tadi saya sampaikan Kalimas terhubung dengan Kali Brantas. Kalau wisata air bisa dibangun akan melintasi Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto,” jelasnya.

Sedangkan untuk sektor pariwisata, Khofifah menyebut Jatim memiliki banyak destinasi yang potensial untuk dijalin kerjasama dengan Belanda.

Beberapa di antaranya adalah gereja peninggalan Belanda di Malang dan Surabaya, atau Benteng Van den Bosch yang juga dikenal dengan Benteng Pendem Ngawi.

“Sebenarnya beberapa gereja Katolik sering didatangi wisatawan dari Belanda. Mereka berusaha mencari tahu apakah kakek atau buyut mereka dibaptis di gereja-gereja tersebut. Karena proses pembaptisan kitab tersebut masih sangat terjaga,” ujarnya.

Fort Van den Bosch sendiri merupakan destinasi baru dengan arsitektur yang luar biasa. Yang mana, masih ada titik-titik yang dulunya terhubung dengan port-port besar.

Lokasi ini menjadi bersejarah, karena dulu rempah-rempah dari Indonesia Timur dan Jawa Timur berangkat dari belakang Benteng Van den Bosch dan titik itu menyisakan sungai dengan lebar kurang lebih 3 meter.

“Kemudian nanti kalau jalan-jalan di Ngawi bisa menyambung ke wisata Trinil yaitu pithecantropus erectus dan Gunung Lawu. Ada daerah yang sangat langka di dunia yaitu perkebunan Edelweiss. Ada juga kebun teh.  menjadi tempat wisata yang sangat indah,” jelasnya.

Penjajakan kerjasama ini, disebut Khofifah disebut penting. Melihat kemajuan dan kekuatan pengelolaan air dari Pemerintah Belanda. Dirinya pun berharap hal ini dapat mempererat kerjasama di bidang pertanian dan peternakan, khususnya sapi perah.

“Jadi sapi perah di Belanda cukup maju, termasuk hilirisasi produk susunya. Karena ada tim khusus di Kedubes Belanda, beliau menyarankan agar nanti kita komunikasi lebih lanjut dengan tim di Jakarta. Mudah-mudahan bisa lancar,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Duta Besar dan Kepala Departemen Ekonomi Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia Ardi Stoios-Braken mengatakan akan terus mengkomunikasikan hasil diskusi dengan pihak terkait.

Dirinya juga berharap kerja sama Belanda-Jawa Timur tidak berhenti pada pengelolaan air. Namun akan ada banyak peluang kerjasama antara Belanda dan Jawa Timur di sektor lain.

“Kami juga membahas peluang-peluang baru seperti pengelolaan limbah, energi terbarukan, agro-pangan dan kelautan. Ada banyak bidang yang bisa dijadikan platform untuk kolaborasi, tapi tentunya kami ingin mendengar langsung dari pihak berwenang tentang peluang tersebut,” katanya.

Ardi juga menyampaikan bahwa kerjasama yang tidak kalah pentingnya dalam pembahasan adalah kerjasama di bidang pendidikan. Mengingat pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

“Bidang pendidikan dan penelitian ini begitu penting, ada posisi tersendiri di KBRI kami yang membawahi bidang ini. Dan tentunya kami akan terus memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Belanda,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *