Metaranews.co, Hiburan – Massifnya gerakan citizen journalism di Indonesia menjadi fenomena yang terus menerus hadir dan seperti tidak berkunjung.
Fenomena citizen journalism atau jurnalisme warga ini juga ditunjang dengan media sosial yang beragam fungsi dan kegunaannya.
Ya benar, bahwa media sosial menjadi wadah utama dalam gerakan jurnalisme warga yang belakangan kerap muncul dan bahkan menggebrak serta mampu membongkar kasus.
Ambil contoh kasus Mario Dandy yang melakukan tindakan kekerasan terhadap David. Seketika video kekerasan yang dilakukan Mario tersebar begitu massif di media sosial, melalui Twitter, Instagram sampai TikTok.
Videonya pun menjadi barang bukti dari kekerasan yang dilakukan oleh Mario kala itu. Tidak hanya sampai disitu, dari kasus Mario ini juga merembet ke kasus yang lain.
Mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rafael Alun Trisambodo yang juga merupakan ayah Mario ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Terbongkarnya kasus ini, juga karena pengaruh jurnalisme warga yang bergerak di media sosial membongkar kehidupan flexing Mario, harta kedua orangtuanya dan dikorelasikan dengan gaji yang didapatkan oleh sang ayah.
Singkat cerita, kasus ini melebar dan Rafael ditetapkan sebagai tersangka. Peran media sosial disini sangat memegang kunci, apa jadinya jika Netizen tidak mengikuti kehidupan Mario dan sang ayah, apakah kasus gratifikasi ini akan terbongkar.
Fenomena seperti ini sebenarnya tidak terbatas di aplikasi TikTok saja. Aplikasi lain seperti Instagram dan Twitter juga banyak menjadi corong suara bagi masyarakat.
Selain kasus Bima, kasus lain seperti pembunuhan Brigadir Joshua, hingga penganiayaan David Ozora dan kasus korupsi pegawai pajak dan kemenkeu bisa dibawa ke tahap selanjutnya, karena peran media sosial dan warganet di dalamnya.
Meskipun di satu sisi bisa menjadi lumbung informasi apapun, apakah jurnalisme warga ini bisa menjadi penyalur aspirasi dan keadilan alternatif bagi masyarakat? Dan apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
Citizen Jurnalism
Menurut definisi Cambrige Dictionary yang dilansir dari Become a Writer Today, citizen journalism atau jurnalisme warga adalah jurnalisme yang dilakukan oleh orang-orang yang bukan merupakan jurnalis profesional.
Meskipun begitu, mereka tetap mampu mengumpulkan dan menyebarkan informasi melalui website, blog, dan media sosial seperti Twitter, TikTok, Instagram dan media sosial lainnya.
Secara tidak sadar, kita melihat contoh jurnalisme warga di media sosial, dimana orang-orang membagikan informasi yang bernilai berita padahal mereka bukan jurnalis.
Jurnalisme warga ini dianggap sebagai cara baru untuk menyebarkan berita selain dari cara-cara tradisional seperti melalui media yang terorganisasi.
Melihat kondisi saat ini dimana perubahan zaman sudah tidak terelakkan, jurnalisme warga seolah menjadi pilihan utama seseorang untuk memecahkan sebuah masalah.
Alih-alih datang ke para penegak hukum, hal pertama yang harus dilakukan pertama kali adalah posting dan viralkan lebih dulu.
Dalam jurnalisme warga ini, ada beberapa tipe yang harus diketahui, supaya dapat membedakan mana kerja jurnalistik yang terorganisir dan tidak.
1. Print Journalism
Jurnalisme tradisional biasanya memproduksi berita di media cetak seperti majalah atau koran.
Di sisi lain, jurnalisme warga biasanya menghasilkan berita di media cetak dalam bentuk flyer atau brosur.
2. Broadcast Journalism
Ada beberapa media massa yang mulai menerima konsep jurnalisme warga dan memutuskan untuk berkolaborasi dengan citizen journalist.
Akhirnya, warga bisa mengirimkan berita dalam bentuk video, foto, atau artikel ke media untuk disaring dan akhirnya disebarkan melalui broadcasting.
3. Internet Journalism
Jenis ini yang mungkin paling sering kamu temui adalah internet journalism.
Seseorang dapat memproduksi berita melalui internet, seperti di media sosial atau blog.
Hal ini tentunya berbeda dengan akun resmi media massa yang menyebarkan berita melalui portal media online maupun akun media sosial resminya.
4. Photo Journalism
Apakah kamu berminat di fotografi jurnalistik tetapi belum bisa mengejar karier sebagai jurnalis?
Coba pertimbangkan untuk memulai perjalanan sebagai citizen journalist yang fokus pada pembuatan photojournalism.
Dianggap Lebih Mudah Menyampaikan Aspirasi
Melansir laman Pinter Politik, Berkembangnya media sosial dan smartphone membuat setiap orang tidak hanya semakin mudah mendapat informasi, tapi juga berpartisipasi dalam pembuatan informasi.
Hal ini bisa dilakukan secara bebas dengan mengunggah suatu konten, baik berupa artikel, foto atau video, yang bisa disebut sebagai user-generated content (UGC).Kebebasan inilah yang mendorong terciptanya sebuah konsep yang disebut citizen journalism atau jurnalisme warga.
Jurnalisme warga sendiri didefinisikan oleh Courtney C. Radsch sebagai “suatu bentuk alternatif dari pengumpulan dan pelaporan berita di luar arus utama (mainstream)”.
Sementara menurut Jay Rosen, definisi dari jurnalisme warga adalah “ ketika orang-orang yang sebelumnya adalah penonton menggunakan alat pers mereka untuk saling menginformasikan”.
Istilah ini merujuk pada kegiatan penyebaran informasi yang biasa dilakukan oleh warga biasa lewat aplikasi media sosial di gadget mereka.
Praktik ini telah lama dilakukan oleh masyarakat dalam melaporkan dan menyuarakan terkait peristiwa atau masalah tertentu.
Contohnya adalah ketika peristiwa Euromaidan di Ukraina, atau kampanye Black Lives Matter beberapa tahun belakangan ini. Selain melaporkan, banyak masyarakat yang juga ikut menganalisis dan memberikan opini mereka terkait peristiwa.
Hilangnya Akurasi dan Rentan Hoaks
Meskipun jurnalisme warga dianggap sebagai solusi supaya masyarakat dapat mengetahui berita terkini dengan lebih cepat dan dengan berbagai cara.
Di sisi lain, berita ini rentan digunakan sebagai alat penyebaran hoax. Hal ini sangat mudah dilakukan mengingat tidak ada proses fact-check dalam jurnalisme warga seperti yang terdapat dalam prosedur di media massa.
Saat ini, tidak sulit bagi seseorang untuk mengunggah video dari tahun 2017 tetapi mengklaimnya sebagai berita terbaru.
Sayangnya, tidak semua orang mampu melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pada akhirnya, mereka termakan oleh hoax tersebut dan kemudian semakin menyebarkan informasi yang salah.
Dampak lainnya adalah akurasi informasi yang dipertanyakan. Apakah mampu menghasilkan berita yang bernilai, faktual, dan akurat ?
Seperti contoh saat terjadi kebakaran pabrik, misalnya, jurnalisme warga mungkin dapat mendistribusikan foto dan video saat kebakaran terjadi.
Namun, mereka biasanya tidak memiliki kapasitas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Ini seperti mewawancarai pihak berwenang, perwakilan perusahaan, dan karyawan untuk mengetahui penyebab, dampak, kerugian, dan penanggulangan di masa mendatang.
Meskipun dianggap menjadi solusi dari aspirasi masyarakat, nyatanya, jurnalisme warga juga mempunyai dampak negatif ketika terus dilakukan. Seperti rentan menyebarkan hoaks dan akurasi infirmasi yang minim.
Oleh sebab itu, bijak bermedia sosial bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif dan jurnalisme warga ini.