Metaranews.co, Kesehatan – Apa itu ADHD? ADHD merupakan salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi oleh anak-anak. Mereka dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk fokus, mengendalikan perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan akibatnya), atau menjadi terlalu aktif.
Dikutip dari cdc.gov, sebenarnya wajar jika anak sulit fokus dan berperilaku pada suatu waktu. Namun, bila gejalanya menetap, bisa menjadi parah, dan bisa menyebabkan kesulitan di sekolah, di rumah, atau dengan teman.
Tanda-tanda seorang anak mengalami ADHD antara lain:
- Banyak melamun
2. Mudah lupa atau kehilangan banyak hal
3. Mudah gelisah
4. Terlalu banyak bicara
5. Ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu
6. Sulit melawan godaan
7. Mengalami kesulitan untuk antri
8. Mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain
Penyebab ADHD
Hingga kini, Para ilmuwan sedang mempelajari penyebab dan faktor risiko ADHD pada anak. Hal tersebut guna upaya menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi dan mengurangi resiko seseorang menderita ADHD. Penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui dengan pasti, namun penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetik memainkan peran penting. Studi terbaru menghubungkan faktor genetik dengan ADHD.
Selain genetik, para ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya, termasuk:
– Cedera otak
– Paparan risiko lingkungan selama kehamilan atau pada usia muda
– Penggunaan alkohol dan tembakau selama kehamilan
– Persalinan prematur
– Berat lahir rendah
Pandangan populer menyebut bahwa ADHD disebabkan oleh makan terlalu banyak gula, terlalu banyak menonton televisi, pengasuhan anak, atau faktor sosial. Namun, Para peneliti membantah pandangan tersebut, karena bukti tidak cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa masalah-masalah tersebut merupakan penyebab utama ADHD.
Diagnosis
Memutuskan apakah seorang anak menderita ADHD adalah proses yang panjang. Pasalnya, tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis seseorang mengidap ADHD, dan beberapa jenis gejala yang sama.
Salah satu langkah dari proses ini melibatkan pemeriksaan medis, termasuk tes pendengaran dan penglihatan, untuk menyingkirkan masalah lain dengan gejala seperti ADHD. Mendiagnosis ADHD biasanya juga melibatkan data riwayat kesehatan anak dari orang tua dan lingkungannya.
Penanganan ADHD
Dalam kebanyakan kasus, ADHD paling baik diobati dengan kombinasi terapi perilaku dan pengobatan. Untuk anak usia prasekolah (4-5 tahun) dengan ADHD, terapi perilaku direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama sebelum pengobatan dicoba.