Metaranews.co, News – Salah satu korban Pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan pada Kamis (16/11/2023) yakni Kolonel Pnb Subhah, kali terakhir bertugas sempat memimpin misi kemanusiaan ke Palestina.
Dilansir dari laman resmi TNI AU, Subhan bertindak sebagai “mission commander” dalam misi kemanusiaan yang membawa total dukungan logistik seberat 26.000 kilogram itu. Bantuan itu dibawa dengan menggunakan dua pesawat Hercules TNI AU.
Misi kemanusiaan tersebut digelar pada 4 November 2023 dengan memberangkatkan dua pesawat Hercules C-130 dari Lanud Halim Perdanakusuma melewati rute Aceh – Yangon (Myanmar) – New Delhi (India) – Abu Dhabi (UEA) – Jeddah (Arab Saudi) – El Arish (Mesir).
Misi tersebut selesai pada 9 November 2023. Subhan sendiri diketahui menjabat sebagai Komandan Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Lebih lanjut, Marsma Agung mengungkapkan, Kolonel Subhan beserta Letkol Pnb Sandra Gunawan dan Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya akan dimakamkan di TMP Suropati, Malang.
Sedangkan, dua lainnya, yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta rencananya bakal dimakamkan di TMP Madiun.
“Untuk tiga jenazah yang direncanakan dimakamkan di TMP Suropati Malang, satu jenazah di Madiun. Itu sementara yang bisa saya sampaikan,” ungkapnya dikutip dari suara.com.
Sebelumnya diberitakan, dua pesawat Super Tucano terjatuh saat sedang melakukan latihan formasi secara rutin. Pesawat lost contact saat melaksanakan misi Profisiensi Formation Flight dengan rute penerbangan Lanud Abdulrachman Saleh-Area Latihan-Lanud Abdulrachman Saleh.
Pesawat take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dan dinyatakan lost contact pada pukul 11.18 WIB, Kamis (16/11/2023). Diketahui bahwa kedua pesawat sebelum terbang dalam kondisi baik dan tidak mengalami masalah.
Adapun tiga prajurit TNI Angkatan Udara (AU) dipastikan gugur dalam insiden jatuhnya dua pesawat EMB-314 Super Tucano di Keduwung, Puspo, Pasuruan, Kamis (16/11/2023).
Ketiga jenazah adalah Mayor (Pnb) Yuda A Seta dan Kolonel (Pnb) Subhan yang terbang menggunakan pesawat nomor ekor TT-3103, serta Kolonel (Adm) Widiono yang terbang dengan pesawat nomor ekor TT-3111.
penulis: adinda