Metaranews.co, News- Tahukah anda bahwa efek keracuna ikan buntal disebut lebih berbahaya dari Sianida? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Seperti diketahui baru-baru ini, ibu dan dua orang anakya meninggal dunia setelah memakan ikan buntal. Hal ini pun ramai diperbinangkan di jagad dunia maya hingga menempati salah satu pencarian terbanyak di Google.
Meski demikian, ika buntal ternyata tidak bisa disepelekan terlebih apabila ingi mengonsumsinya sebagai makanan/ terdapat kandungan racun yang disebut tetrodotoxin yang bisa berakibat fatal jika salah dalam pengolahannya.
Ikan buntal (Tetraodontiformes) umumnya hidup di perairan karang. Nilai gizi ikan ini tinggi dan sangat disukai di Jepang. Di sana, sajian ikan buntal bisa dihargai 10.500 yen atau sekitar Rp1,1 juta.
Hanya saja, orang patut mewaspadai kandungan racun ikan buntal. Mengutip riset dari IPB, ikan buntal mengandung racun yang disebut tetrodotoxin (TTX). Racun merupakan neurotoksin yang hingga saat ini belum ditemukan penawarnya.
Ikan buntal bisa saja mengandung tetrodotoxin kuat yang bisa menyebabkan penyakit parah dan kematian. Food and Drug Administration (FDA) bahkan menyebut, racun TTX lebih berbahaya dari sianida.
Efek dan gejala keracunan ikan buntal
Gejala keracunan ikan buntal dimulai dalam waktu 20 menit hingga 2 jam setelah menyantapnya.
Gejala awal:
- Sensasi kesemutan di bibir dan mulut
- Pusing
- Kesemutan pada anggota gerak
- Gangguan bicara
- Gangguan keseimbangan
- Kelemahan dan kelumpuhan otot
- Muntah
- Diare
Dalam kasus yang parah, tetrodotoxin bisa mengakibatkan kelumpuhan pernapasan lalu kematian. Kandungan racun ikan buntal sebenarnya bisa dibuang sebelum ikan disantap.
Biasanya, racun terkandung pada hati, gonad (ovarium dan testis), usus, dan kulit. Racun tidak bisa hilang setelah dimasak atau dibekukan.
Oleh karenanya, ikan perlu dibersihkan dengan cara khusus agar racun pada area-area ini tidak mengontaminasi bagian ikan yang lain.