Metaranews.co, Olahraga – Legenda sepakbola Indonesia Rudy William Keltjes tutup usia, pria yang akrab disapa Opa Ruddy meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Wiliam Booth Surabaya.
Menurut penuturan putra dari Rudy William Keltjes, Stefan Rullin Keeltjes, Opa dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (23/10/2024), diperkirakan pada pukul 11.00 WIB.
“Papi saya dinyatakan meninggal tadi, cuma saya kurang lihat jam, sekitar pukul 11,” ujar Stefan dilansir dari suara.com.
Sebelumnya, Opa Rudy sempat mengeluh sakit pada perut dan dadanya pada Selasa (22/10/2024). Bahkan oleh Stefan ditawari untuk berangkat ke rumah sakit.
“Papi sejak tadi malam mengeluhkan sakit pada perutnya, namun beliau tak mau diajak ke rumah sakit pada kemarin malam, beliau minta besok pagi saja,” terangnya.
Pada Rabu (23/10/2024) sekitar pukul 06.00 WIB, Stefan mengajak Opa Rudy ke rumah sakit Wiliam Booth Surabaya, untuk diperiksa dan dirawat di sana.
Jelang siang hari, kondisi pemain Niac MITRA tiba-tiba menurun. Pemain sepakbola yang pernah bertanding dengan Arsenal dinyatakan meninggal oleh dokter.
“Kata dokter, Papi serangan jantung,” ucap pria yang saat ini melatih di Gresik United ini.
Setelah meninggal, jenasah Rudy William Keltjes disemayamkan di rumah duka Adi Jasa.
Adapun dari pohak keluarga belum bisa memastikan lokasi dan waktu pemakaman legenda sepak bola tersebut.
Profil Rudy William Keltjes
Rudy Keltjes atau yang memiliki nama lengkap Rudy William Keltjes memiliki karier yang cukup gemilang sebagai pemain dan pelatih sepak bola. Pria yang lahir di Situbondo, 12 Februari 1952 ini pernah menangani sejumlah klub sepak bola tanah air.
Di antaranya Lampung Putera, Niac Mitra, Bentoel Galatama, Mitra Surabaya, Aceh Putera, Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, Persisam U-21 dan PSM Makassar.
Namanya juga kental mewarnai perjalanan sepak bola Indonesia. Sosok Rudy Keltjes dikenal sebagai gelandang bertahan yang disebut-sebut sebagai Franz Beckenbauers-nya Indonesia di era Galatama. Ia juga menjadi bek modern pertama yang bisa berposisi sebagai gelandang.
Pemain yang memiliki tinggi 186 cm itu memiliki kemampuan yang membuatnya terlihat menonjol di lapangan. Terlebih, ia dikenal bisa memberikan umpan yang terukur kepada striker.
Bersama Persebaya Surabaya, ia meraih juara Perserikatan 1977 dan menjadi pemain terbaik. Ia juga menjadi penentu kemenangan Persebaya atas Persija Jakarta pada laga final yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno tersebut.
Sebagai pelatih, Rudy dikenal fokus untuk membina dan melahirkan pemain muda yang bertalenta. Pada tahun 2012, Rudy Rudy Keltjes pernah membawa Persisam U-21 ke final ISL U-21 2012. Namun, timnya ditaklukkan oleh Persela Lamongan U-21 lewat drama aadu penalti.
Di tahun yang sama, Rudy Keltjes berhasil membantu Persisam meraih emas di PON Riau 2012. Kemudian pada tahun 2016 ia membawa Sumatera Selatan menembus semifinal PON Jawa Barat 2016.
Jelang musim 2020, Rudy Keltjes mendapat banyak tawaran dari sejumlah klub Liga Indonesia. Namun, ia memilih membantu tim Jawa Timur untuk tampil di PON Papua 2021. Di level nasional, Rudy Keltjes juga pernah menjadi bagian penting dari Timnas Indonesia.
Penulis : adin