Mbak Estu Minta Pemerintah Perhatikan UMKM Jombang

Jombang
Caption: Sarasehan anggota banggar MPR RI untuk pemberdayaan UMKM dan ekonomi kreatif di Kabupaten Jombang, Jumat (21/2/2025). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap masyarakat yang memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, disentil oleh anggota DPR RI.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati mengatakan, seharusnya UMKM serta sektor usaha ekonomi kreatif harus diperhatikan oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah.

Bacaan Lainnya

“UMKM dan sektor usaha ekonomi kreatif harus mendapatkan dukungan yang memadai dari pemerintah. Baik dalam bentuk akses permodalan, pengembangan kapasitas, maupun bentuk kebijakan,” tuturnya, Jumat (21/2/2025).

Mbak Estu, sapaan akrabnya menegaskan, kurangnya perhatian pemerintah ini harus diselesaikan secara serius mulai dari hulu hingga hilir.

Setidaknya, kata dia, pemerintah pusat, daerah, dan pihak sektor swasta bisa berkolaborasi untuk memperdayakan UMKM di Kabupaten Jombang. Terutama dalam hal akses pembiayaan.

Hal tersebut bagi Mbak Estu penting dilakukan. Mengingat sektor UMKM merupakan motor penggerak roda perekonomian di daerah maupun pusat.

“Maka kami akan pastikan UMKM akan mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah, agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain seperti Cina,” tegas dia.

Menurut Mbak Estu, potensi UMKM dalam negeri sama banyaknya dengan Cina. Saat ini, lanjutnya, yang dibutuhkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif ialah support dari pemerintah daerah maupun pusat.

“Dulu saya ingat, ada mekanik-mekanik UMKM apa itu namanya, yang buat seperti mesin penggilingan dan onderdil sepeda motor di Sidoarjo. Bukan malah diberi ruang atau disupport, tapi malah dimatikan. Karena mereka dianggap melanggar undang-undang atau peraturan yang ada,” imbuhnya.

Jika permasalahan ini tidak ditangani dengan baik, kata Mbak Estu, maka UMKM tidak bisa berkembang seperti hanya di negara lain, terutama Cina.

“Seperti halnya di Cina, semua boleh meniru. Jadi ketika ada investor masuk, itu ada perjanjiannya. Kenapa kita tidak bisa melakukan itu untuk melindungi para pelaku UMKM,” sebut Mbak Estu.

Mbak Estu melanjutkan, kunci produk-produk Cina bisa lebih murah dan berani bersaing lantaran semua barang tersebut dikerjakan pelaku UMKM atau home industri, bukan perusahaan besar.

“Saya kira ini perlu dicontoh,” pungkasnya.

Pos terkait