Metaranews.co, Viral – Tragedi Kanjuruhan hingga hari ini masih menjadi perbincangan hangat baik di dunia maya maupun dunia nyata. Tagar Kanjuruhan hingga Gas Air Mata masih menjadi keyword yang banyak digunakan.
Beberapa cuitan juga sempat viral di Twitter, salah satunya adalah cuitan suporter Arema @RezkyWahyu_05 yang menceritakan kronologi dan situasi mencekam di dalam stadion saat kerusuhan terjadi. Berikut cuitannya:
“Assalamualaikum Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam”nya terhadap korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya. Yg kedua syukur alhamdulillah, sy di beri keselamatan sampai dirumah..Dan Bisa menceritakan kronologi versi sya pribadi disini,” tulisnya, Minggu (2/10/2022) dini hari.
“Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di kanjuruhan 1 oktober 2022,” sambungnya.
Dari awal dirinya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20:00 WIB.
Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.
Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak ke-2 berlanjut dan tim persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3, Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta
“Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya…,” katanya.
Hingga peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan. Disinilah, kata dia, awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.
Pelatih Arema dan Manajer tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter.
Disisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa, terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
“Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum” tersebut…,” jelasnya.
Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.
“Di ikuti dengan lempar” berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali.. Akhirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib,” ungkapnya.
“Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya,” jelasnya.
Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat. Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif.
Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang ada di lapangan. Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
Yang akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak”an gas air mata ke arah supporter.
Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung di tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata.
“Banyak ibu” wanita” orang tua Dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet,” bebernya.
Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah.
Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar
Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
“Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Suporter terhadap aparat yang Dianggap mengekang kita di dalam Stadion dengan puluhan gas air mata,” ujarnya.
Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan.
“Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam.. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita.. suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata” makian dan amarah… Batu batako, besi dan bambu berterbangan,” sebutnya.
“Dan selama saya jadi suporter arema…Saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini…Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter. Saya masih belum percaya menyaksikan saudara” saya dengan kondisi seperti ini,” tambahnya.
“Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi,” tulisnya di akhir.