Metaranews.co, Kabupaten Sidoarjo – Sedikitnya 50 ulama pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur melakukan pertemuan dengan Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya di Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (28/12/2023) malam.
Ada tujuh poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut. Poin-poin itu berkaitan dengan kemaslahatan bangsa dan negara, termasuk keberlangsungan pondok pesantren.
“Alhamdulillah pertemuan kali ini benar-benar membuat pondok pesantren semakin kompak dan yakin dalam menjatuhkan pilihannya, dan menghasilkan tujuh poin penting. Dengan semangat nderek dawuh yang disertai argumentasi logis dan sangat baik yang disampaikan oleh Maulana Habib Luthfi dan ulama lainnya” jelas Juru Biacara Kegiatan, KH Iffatul Lathoif Zainuddin atau biasa dipanggil Gus Thoif dari Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri.
Berikut tujuh poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut:
- Keberlanjutan kebijakan-kebijkan strategis nasional yang berlandaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Keberanian dalam menjaga bangsa ini dari faham-faham yang mengikis keutuhan NKRI, maka butuh pemimpin yang negarawan yang loyal terhadap bangsa dan negara
- Kepastian akan keterlibatan ulama dalam berjalannya pemerintahan, yang telah terbukti dengan keterlibatan organisasi Islam moderat dalam roda pemerintahan, dan terciptanya hubungan baik antara ulama dengan penyelenggara negara
- Perhatian terhadap dunia pendidikan, terutama Pondok Pesantren yang selama ini telah terbukti terakomodir dengan baik, terlebih dengan keterlibatan anak muda yang diharapkan dapat meraih kunci keberhasilan bonus demografi
- Kemampuan mengelola pertumbuhan ekonomi di tengah guncangan global
- Kepedulian terhadap rakyat Indonesia dalam hal perlindungan kesehatan yang merata
- Kemampuan membawa NKRI menjadi negara yang kuat dan bermartabat di hadapan dunia internasional
“7 poin ini akan kami bawa kepada kiai sepuh, santri, dan alumni sebagai bentuk mandat dari hasil pertemuan yang memang kemarin kita lakukan dengan serius. Terutama untuk kepentingan bangsa dan negara, dan khususnya pondok pesantren sebagai benteng kekuatan negara,” papar Gus Thoif.
Sementara Habib Luthfi dalam pertemuan itu menyinggung mengenai konsep Piagam Madinah yang digagas Nabi Muhammad SAW.
“Dalam Piagam Madinah Kanjeng Nabi Muhammad memberikan hak kepada berbagai golongan dalam rangka persatuan dan kesatuan. Rasulullah sudah mendahului, bukan masalah ideologi atau kebenaran, tapi untuk quwwatil wathoniyah (kekuatan bangsa) sangat luar biasa. Nah ini yang harus dicontoh seperti konsep Wali Songo masuk tanah Jawa itu tidak tiba-tiba,” ujar Habib Luthfi.
Adapun 50 ulama yang hadir dalam pertemuan bersama Habib Luthfi berasal dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur, seperti Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri, Ponpes Lirboyo Kediri, Darul Ulum, Pondok Kencong, Ponpes Sideresmo Surabaya, Ponpes Tremas Pacitan, Ponpes Panji, Ponpes Nurul Qodim, Ponpes Nurul Kholil, dan banyak pondok wilayah tapal kuda dan Madura serta lainnya.
Hadir mendampingi Maulana Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali Bin Yahya dalam forum nderek dawuh sesuai catatan panitia sebanyak 50 Ulama dari berbagai pondok pesantren diantaranya Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri, Ponpes Lirboyo Kediri, Darul Ulum, Pondok Kencong, Ponpes Sideresmo Surabaya, Ponpes Tremas Pacitan , Ponpes Panji, Ponpes Nurul Qodim, Ponpes Nurul Kholil dan banyak pondok wilayah tapal kuda dan Madura.
Berikut nama kiai yang hadir dalam forum tersebut:
– Kh Ahmad Nasrohuddin Ponpes Syabab Annawawi Sidosermo Surabaya,
– KhAbid Umar PPTQ Al Falah Ploso Mojo Kediri,
– Kh Faiq Febrian Zamzami Ponpes Mantenan Udanwu Blitar,
– Kh Tamamuddin Ponpes Al Falag Bojonegoro,
– Kh Ulum Ponpes Abudzarrin Bojonegoro,
– Kh Samsul Ponpes Mifatihul Muhtadin Batu Malang,
– Kh Habib Ponpes Al Hidayah Batu,
– Kh Hisyam Ponpes Al Anwar Wali Songo Probolinggo,
– Kh Khoiruddin Ponpes Annur Al Murtadlo II Malang,
– Kh Faiz Ponpes Nurul Jadid Probolinggo,
– Kh Badrul Huda Z Abidien Lirboyo,
– Kh Munir Ponpes Miftahul Ulum Jombangan Pare,
– Kh Toev Ponpes Darul Ulum Poncol Magetan,
– Kh Jauharuddin Ponpes Al Ghozali Tambak Beras,
– Kh Imron Fauzi Ponpes Annur Azzahra Lumajang,
– Kh Seif elMulk Ponpes Queen Al Falah,
– Kh Ali Arjun Ponpes Darussalam Pasuruan,
– Kh Baston Kharisma Ponpes Ibnu Sina Banyuwangi,
– Kh Ahmad Musyafa Ponpes Syamsul Arifin Pukul Pasuruan,
– Kh M Hasyim Fahrurrozi Ponpes Alhamdaniyah Panji Sidoarjo,
– Kh Muhdlor Ponpes Kwagean Kediri. KH. Ridlo Rifai Ponpes Arrohman Magetan,
– Kh Andi Najmuddin Ponpes Mansyaul Huda Banyuwangi,
– Kh Chasbil Aziz IMAP Sidoarjo,
– Kh Hafid Ponpes Nurul Qodim Paiton Probolinggo,
– Kh Hadi Ponpes Nurul Qodim Paiton Probolinggo,
– Kh Ghozi Ponpes Tahsinul Akhlaq Bahrul Umum Surabaya,
– Kh Fawaid Ponpes Tanggul Jember,
– Kh Nawawi Ponpes Nurut Taqwa Bondowoso,
– Kh Abdullah Ibrahim Ponpes Darussalam Jember (Bani Ruham),
– Kh Moch. Anas Ponpes Sekar Anom Pegantenan Pamekasan,
– Kh Basori Alwi Ponpes Raudlotut Ibaad
– KH. Hasyim Ponpes Nurul Kholil Bangkalan,
– R. Kh M Faishol Madiun,
– Gus Nafi’ Kencong Kediri.