Angka Stunting di Kota Kediri Masih Tinggi, Tahun Lalu Ada Ratusan Kasus

Stunting Kota Kediri
Caption: Kegiatan kampanye stunting beberapa waktu lalu di Kota Kediri. Doc: Pemkot Kediri

Metaranews.co, Kota Kediri – Jumlah kasus stunting di Kota Kediri, Jawa Timur, masih tergolong tinggi.

Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri mencatat balita yang mengalami stunting di tahun 2023 lalu mencapai 778 balita, atau presentasenya mencapai 6,96 persen.

Bacaan Lainnya

Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Kediri, Nuzul Dwi Utami mengatakan, banyaknya angka stunting pada balita tersebut disebabkan beberapa faktor, seperti kurangnya edukasi Makanan Pendamping ASI (MPASI), pola asuh, hingga finansial orang tua.

Akibatnya, sebagian orang tua belum mampu memberikan balitanya makanan yang berkualitas.

“Sering kali kami menemukan bayi lahir kondisi status gizinya bagus, karena sejak dalam kandungan riwayat gizi ibunya bagus. Tapi begitu pemberian MPASI status gizi mengalami penurunan, bahkan sampai terjadi gizi buruk atau stunting,” ujar Nuzul, Kamis (25/1/2024).

Nuzul menjelaskan, makanan berkualitas bagi balita sangatlah penting untuk mencegah kasus stunting.

Sementara merujuk data Persagi Kota Kediri, kebanyakan kasus stunting baru tereteksi saat balita usianya di atas enam bulan, saat belita tersebut memasuki tahap pemberian MPASI.

Pada tahap pemberian MPASI ini, yang paling dibutuhkan anak-anak usia enam bulan ke atas ialah makanan yang mengandung banyak protein hewani.

“Hal ini (penyebab stunting pada balita di atas usia enam bulan) kemungkinan MPASI-nya paling banyak diberikan kurang berkualitas menurut pengamatan kami,” tutur Nuzul.

Menurut Nuzul, momen Hari Gizi Nasional yang tepat diperingati pada 25 Januari ini seharusnya dapat menjadi momentum untuk mengedukasi para ibu.

Terutama edukasi terkait MPASI yang harus kaya akan protein hewani guna mencegah stunting.

“Stunting merupakan akibat dari kekurangan gizi jangka panjang, maka perlu juga ditinjau kualitas ASI, dan fekuensi pemberian ASI yang diberikan saat ASI eksklusif atau MPASI-nya yang belum tepat sebagai penyebab stunting,” pungkasnya.

Pos terkait