Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sebuah arca tak utuh dengan dugaan empat wajah ditemukan di persawahan Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Arca ini, yang ditemukan dalam kondisi bagian kepala tidak utuh, hingga kini masih disimpan di salah satu ruang Balai Desa Gayam, tanpa penanganan khusus dari pemerintah daerah maupun Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menyatakan bahwa penanganan arca ini akan segera dilakukan.
“Insyaallah akan segera kita pindah ke museum di kompleks (Kantor) Satpol-PP. Rencananya dilakukan Minggu depan,” ujarnya saat dikonfirmasi Metaranews.co, Sabtu (26/7/2025).
Mustika menjelaskan, bahwa BPK Wilayah XI belum sempat datang untuk mengidentifikasi langsung arca tersebut.
Pihaknya hanya menerima rekomendasi dari BPK Wilayah XI untuk menyimpan arca di tempat yang aman.
Saat ini, arca disimpan di tempat tertutup di dalam ruangan Kepala Desa setempat, tanpa perawatan khusus.
“Saya rasa tidak perlu perawatan (khusus) ya, soalnya temuan (patung) itu di simpan di dalam ruangan. Kecuali kalau berada di luar ruangan, perlu dicuci, sikat, dan lain-lain,” terang Mustika.
Terpisah, Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Disbudpar Kabupaten Kediri, Eko Priyatno, memperkirakan bahwa patung tersebut merupakan Dewa Brahma.
Namun pada tahun 2007 silam juga ditemukan arca berwajah empat, yang setelah diidentifikasi sebagai Siwa Catur Muka, yakni arca yang menggambarkan Dewa Siwa dengan empat wajah.
Oleh karenanya, Eko belum bisa memastikan arca tak utuh dengan dugaan empat wajah yang ditemukan di persawahan Dusun Tondowongso ini merupakan representatif Dewa Brahma atau Dewa Siwa.
Eko menduga temuan arca ini sangat mungkin berkaitan dengan keberadaan situs percandian di Tondowongso.
Sebab, lokasi penemuan arca hanya berjarak sekitar 300 meter dari situs yang pernah diteliti Balai Arkeologi selama hampir sepuluh tahun itu.
Situs Tondowongso sendiri, berdasarkan hasil kajian, diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-9. Penelitian penanggalan radiokarbon oleh Balai Arkeologi menunjukkan tahun 1006 M.
Diberitakan sebelumnya, temuan arca sempat menggegerkan masyarakat Desa Gayam. Arca tersebut pertama kali diketahui oleh seorang sopir traktor yang sedang membajak sawah pada Jumat (20/6/2025) sore.
Penemuan tersebut langsung dilaporkan kepada pihak pemerintah desa setempat.