Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Ramainya pembicaraan terkait pencemaran yang terjadi di beberapa sumur warga Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, mendapat perhatian khusus dari beberapa pihak.
Salah satunya dari Forum Kali Brantas, sebuah organisasi pemerhati lingkungan yang fokus pada kualitas air Sungai Brantas, yang turut turun tangan melakukan pemeriksaan awal sembari menunggu hasil laboratorium resmi dari Mojokerto.
Tim dari Forum Kali Brantas pun turut melakukan pengambilan sampel air dari tiga titik sumur warga yang terdampak.
Koordinator Forum Kali Brantas, Candra Iman Asrori, mengungkapkan bahwa hasil sementara menunjukkan seluruh sampel air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
Berdasarkan pemeriksaan awal, ditemukan kadar fosfat atau senyawa kimia yang mengandung mineral fosfor dan oksigen, yang melebihi batas baku mutu.
“(Sumur) milik Munaim menunjukkan angka (kadar fosfat) 1,0-0,6 mg per liternya. Sedangkan di (sumur milik) Huda dan Bintoro nihil, karena terlalu pekat limbahnya,” jelas Candra, Kamis (10/4/2025).
Lebih lanjut, kadar nitrat atau ion poliatomik juga menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan.
Sampel air sumur milik Munaim dan Huda menunjukkan kadar nitrat sebesar 2 mg per liter. Sedangkan pada sampel air sumur milik Bintoro bahkan mencapai 10 mg per liter.
Untuk kadar nitrit atau senyawa nitrogen bagian dari siklus nitrogen, hasilnya bervariasi.
“Sampel (air sumur) milik Munaim dan Bintoro (kadar nitrit-nya) 0, namun di Huda menunjukkan angka 1,0 mg per liternya,” ungkap Candra.
Secara keseluruhan, hasil tes awal menunjukkan bahwa kadar Total Dissolved Solids (TDS) pada ketiga sampel air sumur warga juga melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Sampel air sumur milik Munaim menunjukkan angka TDS 482, Bintoro 514, dan Huda 431.
Melihat hasil yang mengkhawatirkan ini, Candra mengimbau masyarakat Plosolor untuk sementara waktu menghindari penggunaan air sumur yang tercemar untuk aktivitas sehari-hari, termasuk mandi, minum, dan memasak.
“Karena bila tanpa sengaja dikonsumsi, nanti akan berdampak mengganggu pencernaan,” ujarnya.
Dalam melakukan pengetesan sampel air ini, Forum Kali Brantas menggunakan dua metode yang disebut sebagai water quality monitoring rapid test, dengan memanfaatkan alat tes manual dan elektrik.
Candra menjelaskan bahwa kedua metode ini memiliki tingkat akurasi yang berbeda, di mana metode elektrik memiliki tingkat keakuratan di atas 90 persen, sedangkan metode manual di bawah 90 persen.