Metaranews.co, Kota Kediri – Juru masak santri Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri terpaksa beralih menggunakan kayu bakar.
Hal itu karena belakangan ini elpiji tiga kilogram di pasaran langka. Kondisi tersebut sudah terjadi dua pekan terakhir.
“Elpiji sulit, sudah dua mingguan itu mulai kelangkaan,” kata salah satu juru masak santri putra unit Haji Syarif Hidayatullah (HMS) Ponpes Lirboyo, Kholillah Alwahidi (29), Jumat (28/7/2023).
Kholil mengungkapkan, pihaknya beralih menggunakan kayu bakar karena stok elpiji tiga kilogram yang kian sulit didapat. Terakhir, ia hanya mendapat satu tabung melon untuk memasak.
Padahal, Kholil mengaku butuh setidaknya delapan tabung melon untuk keperluan memasak sehari-hari, untuk mencukupi kebutuhan 400 orang santri.
“La cuma dapat satu (tabung), padahal perlu kita kan gasnya delapan tabung sehari. Masak banyak, sekitar ada 400 orang per hari,” jelasnya.
Alhasil, ia terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak.
“Sekarang pakai kayu semua. Kalau seumpama dihitung satu gerobak (kayu) satu hari,” tambah santri asal Brebes, Jawa Tengah, itu.
Menurut Kholil, secara penggunaan lebih mudah memakai tabung melon ketimbang kayu bakar.
“Lebih enak pasti pakai elpiji, soalnya api bisa diatur. Kalau ini (kayu bakar) susah ngaturnnya, harus dlihati terus,” pungkasnya.
Kelangkaan elpiji tiga kilogram memang terjadi di sejumlah pangkalan di Kota Kediri.
Beberapa pemilik pangkalan menyebut kelangkaan itu terjadi karena momen hari libur 1 Muharam lalu. Akibatnya, pengiriman elpiji terlambat.
“Hari Rabu itu kan libur, jadi stok permintaan nambah,” kata Nurna Ningsih, salah satunya pemilik pangkalan di Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.