Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sosok bocah berusia 13 tahun yang merawat kedua orangtuanya yang tengah sakit di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, viral di Media Sosial (Medsos).
Bocah tersebut bernama Aditya Daiva Ardhani, yang masih duduk di kelas tujuh salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Adit, panggilan bocah itu, merawat seorang diri kedua orangtuanya yang menderita stroke. Ayahnya bernama Supriyanto (49), dan sang ibu Samini (38).
Mereka tinggal di Kabupaten Kediri baru dua bulan, pindahan dari Blitar.
Tinggal di rumah tua tanpa sebagian atap di Dusun Kemuning, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, aktivitas Adit lantas viral di medsos seperti Instagram, Facebook, dan TikTok.
“Sakit stroke dua-duanya, masih sekolah tapi libur mengurusi orang tua,” kata Adit saat ditemui METARA, Senin (13/5/2024).
Adit mengatakan, aktivitas mengurusi kedua orangtuanya itu dilakukan seorang diri, karena dirinya merupakan anak tunggal.
Kedua orangtua Adit tidak bisa beraktivitas dan berjalan dengan normal akibat sakit yang diderita tersebut.
Sang ibu yang sakit stroke sejak tahun 2021 itu kemudian disusul ayahnya yang mengalami sakit serupa sejak setahun terakhir.
Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga Adit dibantu oleh tetangga yang bersebelahan rumah, yang juga merupakan kerabat dekat.
“Untuk makan biasanya dikasih Pak Poh,” jelasnya.
Sementara itu, sang ayah, Supriyanto, menyampaikan bahwa keluarganya baru pindahan dari Blitar ke rumah tua di Kabupaten Kediri sejak dua bulan lalu.
Ia mengaku sejak mengalami stroke tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya.
“Tolong perhatikan kami,” ucapnya sambil menangis.
Dapat Perhatian Pemerintah
Camat Gurah, Moch Imron menerangkan, setelah melihat video Adit yang viral ini pihaknya langsung melakukan koordinasi bersama dinas terkait.
Pihaknya lantas mendatangi langsung rumah Adit. Dalam kunjungan ini Imron didampingi dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Kediri.
“Kita memastikan, berdasar informasi yang kami terima, Pak Supri ini masih berstatus penduduk warga Blitar. Namun karena tinggal dan mempunyai sejarah warga sini (Kediri), kita mengambil langkah memindahkan status dahulu ke Kabupaten Kediri,” katanya.
Selanjutnya, kata dia, apabila sudah berstatus warga Kabupaten Kediri, maka akan memudahkan pihak pemerintah dalam pemberian bantuan.
Terkait pendidikan dari Adit, pihaknya juga mendorong untuk dilakukan pemindahan sekolah asal dari Blitar ke Kabupaten Kediri.
Ketika sudah jelas status kependudukannya, bersama pemerintah desa akan menggunakan anggaran desa untuk merehabilitasi rumah.
“Kalau bisa tahun ini atau tahun depan semoga bisa rehabilitasi rumahnya, dan koordinasi juga dengan pemerintah kabupaten,” pungkasnya.