Lincahnya Bocah-bocah Kediri Suguhkan Karawitan Tari di Festival Lomba Seni Sastra Siswa Nasional 2025

Karawitan Tari Kediri
Caption: Siswa-siswi SMPN 1 Pagu menampilkan keindahan karawitan tari dalam ajang FLS3N 2025 di Kabupaten Kediri, Selasa (6/5/2025). Doc: M Nasrul/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Semangat adu kreativitas tampak di antara para pelajar SMP se-Kabupaten Kediri yang mengikuti Festival Lomba Seni Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tahun 2025.

Ajang FLS3N jenjang SMP tingkat kabupaten ini digelar meriah di Garasi Kuliner Pare, Selasa (6/5/2025). Ini merupakan hari kedua, setelah kegiatan ini dibuka Senin (5/5/2025) kemarin.

Pengamatan METARA, para siswa-siswi berusia 14 hingga 15 tahun tampak apik menampilkan beragam kebolehan mereka dalam bidang seni dan sastra.

Salah satunya adalah penampilan memukau dari Griselda Elva Gita (13), perwakilan SMPN 1 Pagu, dalam lomba kreativitas musik tradisional.

Bersama timnya, Griselda membawakan karawitan tari “Deng Deng Tur”.

Tarian “Deng Deng Tur” yang ditampilkan SMPN 1 Pagu ini terinspirasi dari kebiasaan masyarakat zaman dahulu yang gemar meronda sambil membunyikan kentongan.

Iringan musik karawitan yang didominasi alat musik gamelan semakin memperkuat nuansa tradisional.

Tak hanya itu, penampilan mereka juga dilengkapi dengan busana khas Jawa. Para peserta mengenakan seragam tradisional dan kebaya.

“Alhamdulillah tadi bisa tampil baik dan tanpa kendala,” ucap Griselda.

Meskipun masih tergolong belia, Griselda dan rekan-rekannya mampu memainkan alat musik gamelan dengan penuh semangat dan energi.

Penampilan mereka bahkan berhasil memukau para dewan juri dan penonton yang hadir.

Griselda mengaku persiapan timnya terbilang singkat, hanya sekitar dua minggu.

“Soalnya dadakan juga sih acaranya, makanya latihan kami terbatas. Tapi kami optimis menang, karena kami maksimal,” terangnya.

Guru pembina SMPN 1 Pagu, Yuli Subagyo, tak dapat menyembunyikan rasa bangganya melihat penampilan gemilang anak didiknya.

“Untuk pertunjukan anak-anak tadi sangat luar biasa. Meskipun latihannya kurang dari tiga minggu, atau sekitar dua mingguan, tapi mereka bisa menari dengan bagus,” ungkap Yuli.

Sementara itu, salah satu juri, Pambuko, menjelaskan bahwa penilaian dalam lomba ini meliputi keselarasan vokal, pemahaman Petunjuk Teknis (Juknis) dan tema, serta kesesuaian gerak dengan lagu.

Dibandingkan tahun sebelumnya, Pambuko mencatat adanya penurunan jumlah peserta. Namun, ia mengapresiasi peningkatan kualitas penampilan para peserta tahun ini.

“Semoga pada perlombaan di tingkat berikutnya mereka bisa mempertontonkan gerak tari yang lebih bagus,” tutup Pambuko.

Pos terkait