Metaranews.co, Kota Kediri – Di tengah hiruk pikuk Kota Kediri, Jawa Timur, berdiri kokoh sebuah masjid tua yang menyimpan jejak sejarah panjang.
Masjid tua yang berada di Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, itu ialah Masjid Al-Alawi. Tempat peribadatan umat muslim yang diyakini telah berusia 300 tahun, dan menjadi saksi bisu perkembangan Islam di wilayah ini.
Masjid ini didirikan oleh Kiai Ali Ma’lum, putra dari Kiai Ambiya’, yang berasal dari Kalangbret, Tulungagung, pada abad ke-17. Misi utama pendirian masjid ini adalah untuk menyebarkan ajaran Islam di Kediri dan sekitarnya.
Menurut Samsul Hadi, salah seorang pengurus Masjid Al-Alawi, riwayat berdirinya masjid ini diturunkan dari Mbah Sholeh, generasi kelima dari Kiai Ali Ma’lum.
“Masjid ini diyakini berusia 300 tahun, dari cerita-cerita dahulu zaman Mbah Sholeh atau zaman Belanda,” kata Samsul, Selasa (11/3/2025).
Masjid Al-Alawi menyimpan beberapa peninggalan asli yang berusia ratusan tahun. Enam dari dua belas pilar penyangga masjid yang terbuat dari kayu jati masih berdiri kokoh.
Lalu ukiran berbentuk sarang tawon di bawah kubah masjid juga masih asli, meskipun telah diperbarui dengan pelitur.
Selain itu, bedug dan kentongan masjid juga merupakan peninggalan bersejarah yang masih digunakan hingga kini.
“Ukiran tepat di bawah kubah masjid berbentuk sarang tawon itu masih asli, cuma dipelitur. bedug, dan kentongan,” jelas Samsul.
Samsul menceritakan, pendirian Masjid Al-Alawi tidaklah mudah. Kiai Ali Ma’lum harus mencari lokasi yang tepat dengan mengikuti petunjuk bau wangi di sepanjang aliran Sungai Brantas.
Konon, saat pertama kali membuka lahan, ada korban jiwa yang diterkam harimau.
“Setiba di sini berbau harum, akhirnya mendirikan masjid. Katanya dahulu juga ada, sampai jadi korban dimakan harimau,” sebutnya.
Nama besar Kiai Ali Ma’lum dan Kiai Ambiya’ diteruskan oleh Kiai Sholeh, yang pada masanya dikenal sebagai ulama besar dan melahirkan tokoh-tokoh agama Islam, pendiri pondok pesantren di Kediri.
Dari sembilan putra Kiai Sholeh, lahir ulama-ulama yang mendirikan pondok pesantren terkenal seperti Pondok Pesantren Lirboyo, Kedunglo, Jampes, dan Batokan.
Hingga kini, Masjid Al-Alawi masih menjadi tujuan ziarah keturunan dari santri alumnus Pondok Pesantren Al-Alawi dari berbagai daerah di Indonesia, terutama pada bulan Ramadan.
Makam para pendiri masjid, yaitu Kiai Ambiya’, Kiai Ali Ma’lum, Kiai Sholeh, dan keturunan mereka, yang terletak di depan masjid, juga selalu ramai dikunjungi peziarah.