Menikmati Pesona Pewayangan Sembari Tanamkan Pendidikan Karakter ke Siswa Jombang

Jombang
Caption: Dalang pertunjukan Wayang Gatotkaca saat berswafoto bersama Bupati Jombang, Warsubi, Kamis (15/5/2025). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Semilir angin menyapa halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jombatan 3, Jombang, yang pagi tadi tampak lebih meriah dari biasanya.

Suara tembang mocopat mengalun lembut, mengiringi semangat ratusan siswa yang tengah berkumpul, bukan untuk belajar matematika atau sains seperti biasa, melainkan untuk menyelami dunia pewayangan.

Bacaan Lainnya

Di balik layar kelir, Wayang Gatutkaca perlahan muncul. Lakon “Gatutkaca Lahir” dipilih bukan tanpa makna. Ia adalah simbol kekuatan, keberanian, dan pengabdian, nilai-nilai yang diharapkan tumbuh dalam diri anak-anak Jombang melalui seni budaya.

Inilah momen bersejarah, tidak sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi tonggak awal dari sebuah misi besar, membangun pendidikan karakter lewat jalur berkesenian.

“Wayang bukan sekadar pertunjukan. Ia adalah cermin nilai, ajaran hidup, dan identitas budaya kita,” ujar Bupati Jombang, Warsubi, dalam sambutannya, Kamis (15/5/2025).

Hadir dalam kegiatan tersebut, wali murid dan para guru yang tak kalah antusias.

Mereka menyaksikan bagaimana anak-anak menyuarakan geguritan, memainkan tokoh-tokoh pewayangan, dan menyelami makna di balik cerita klasik Nusantara.

Warsubi percaya, seni adalah jalan alternatif untuk membangun generasi yang tak hanya cerdas secara akademik, tapi juga bijak dalam bertindak dan kuat dalam identitas.

Dalam era digitalisasi yang begitu deras, anak-anak perlu tempat untuk mengekspresikan kreativitas dan belajar mencintai budayanya sendiri sebelum larut dalam budaya luar.

“Langkah kecil ini, kami harap, menjadi gerakan besar. Menuju Indonesia Emas 2045 yang berbudaya, berkarakter, dan tangguh,” tuturnya.

Plh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Wor Windari menambahkan, kegiatan ini adalah bentuk nyata program “Seniman Masuk Sekolah”.

Sebanyak 100 siswa dan 15 pendamping terlibat aktif, termasuk siswi-siswi berprestasi yang tampil memukau dalam pementasan.

“Ini bukan hanya tentang wayang. Ini tentang mengenal diri, mencintai warisan, dan menjadi generasi yang punya akar kuat,” ujar Wor Windari.

Pos terkait