Museum Sri Aji Jayabaya Kediri Masuk Tahap Akhir Pembangunan, Dibuka untuk Umum Tahun Depan

Museum Sri Aji Jayabaya
Caption: Museum Sri Aji Jayabaya Kediri

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Proyek Museum Sri Aji Jayabaya yang terletak di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, telah memasuki tahap akhir pembangunan, Jumat (05/05/2023).

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kediri, Agus Sugiarto mengatakan, pada tahap akhir ini tengah dilakukan land development atau pengembangan lahan, untuk membangun fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Bacaan Lainnya

“Sudah masuk tahap tiga atau akhir, yang nantinya dibangun lahan parkir, pagar keliling, ruang terbuka hijau, dan amfiteater,” jelas Agus kepada Metaranews.co, Jumat (4/5/2023).

Pengembangan yang menelan biaya Rp10 miliar itu, lanjut Agus, juga masih dalam tahap perencanaan, yang nantinya dalam dua bulan ke depan akan mulai direalisasikan.

“Kita usahakan (pembangunan) museum selesai di tahun ini. Paling lambat ya bulan Desember,” tutur Agus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Eko Priatno menuturkan, bangunan museum itu rencananya akan mulai difungsikan tahun depan.

“Setelah pembangunan selesai, koleksi benda sejarah segera kita pindahkan. Harapannya di tahun 2024 sudah bisa dibuka untuk umum,” kata Eko.

Eko melanjutkan, pihaknya juga akan mengupayakan pengembangan pada pemanfaatan koleksi-koleksi yang ada di museum.

Pihaknya berencana mengadakan kajian koleksi pada benda-benda sejarah yang memiliki unsur seni rupa.

“Unsur seni rupa itu nantinya bisa kita kembangkan sebagai data untuk, misalnya motif batik, souvenir, pernak Pernik, dan lainnya,” sebut Eko.

“Seperti pakaian khas (Kediri) itu kan ornamen filosofinya dari artefak sejarah,” tambahnya.

Lebih lanjut, Eko berharap museum ini juga bisa dijadikan sebagai tempat pameran virtual bagi benda-benda koleksi sejarah yang tersembunyi.

“Intinya kita coba membuat museum yang benar-benar bermanfaat, meskipun kecil tapi bisa menampakkan pengetahuan yang luas,” pungkas Eko.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *