Metaranews.co, Kota Blitar – Pelaksanaan pembangunan tahap dua Pasar Templek ditergetkan berlangsung pada Juli 2023 mendatang.
Pembangunan tersebut merupakan bagian dari 10 proyek strategis di Kota Blitar pada tahun ini.
Untuk mendukung pembangunan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar saat ini mulai menyiapkan tempat relokasi pedagang di sisi timur Pasar Templek.
“Pembangunan tempat penampungan sementara pedagang dimulai Jumat Kemarin,” kata Kordinator Pasar Templek, Beri Fashol, Senin (22/5/2023).
Pengamatan Metaranews.co, sejumlah pekerja terlihat membangun tempat penampungan sementara untuk merelokasi pedagang di ujung timur Pasar Templek.
Tempat penampungan sementara bentuknya memanjang, berada di belakang bangunan kios lama pedagang di sisi timur Pasar Templek.
Beri menyebut, ada dua tempat penampungan sementara untuk relokasi pedagang dalam pelaksanaan pembangunan tahap dua Pasar Templek.
Tempat penampungan pertama berada di sisi barat, yang dulu digunakan merelokasi pedagang ketika pembangunan tahap pertama.
Sementara tempat penampungan kedua berada di sisi timur yang sekarang sedang dibangun.
“Jumlah pedagang yang direlokasi dalam pembangunan tahap dua sekitar 300 pedagang. Selama pembangunan, pedagang berada di tempat penampungan sementara,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan, bahwa Disperindag segera memberikan sosialisasi kepada pedagang terkait pelaksanaan pembangunan tahap dua Pasar Templek, yang ditargetkan berlangsung pada Juli 2023 mendatang.
“Setelah tempat penampungan selesai, kami sosialisasikan ke pedagang untuk pindah ke tempat penampungan sementara,” ujar Hakim.
Adapun anggaran untuk pembangunan tahap dua Pasar Templek tersebut dialokasikan sekitar Rp6 miliar.
Pembangunan tahap dua dilakukan di sisi timur Pasar Templek. Ada dua blok bangunan dalam pembangunan tahap dua Pasar Templek.
Model bangunan pasar juga memanjang sama, seperti pada pembangunan tahap pertama Pasar Templek di sebelah barat.
Semua kios pedagang ditata berhadap-hadapan di dalam gedung. Tidak ada kios pedagang yang menghadap di jalan raya seperti kondisi bangunan lama.
“Nanti semua pedagang masuk ke dalam pasar. Tidak ada pedagang yang berjualan di pinggir jalan,” tutupnya.