Peneliti PSPK UGM Sebut Ada 3 Kunci Sukses dalam Mengelola Desa Wisata, Begini Penjelasannya

PSPK UGM
Caption: Salah satu potensi kesenian Tari Jaranan di Desa Wisata Keling. Doc: Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Desa Wisata Keling di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, kini telah dilaunching sebagai destinasi wisata yang berbasis pada kearifan lokal.

Launching itu merupakan bagian dari program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri bersama Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam upaya mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Kediri.

Bacaan Lainnya

Salah satu peneliti PSPK UGM, Mulyono menuturkan, pengembangan desa wisata di Kabupaten Kediri ini telah melalui kajian.

“Ada 11 desa yang menjadi objek kajian tahun lalu, dan di tahun 2023 ini dilakukan riset aksi sebagai tindak lanjut dari PSPK dengan Balitbangda,” kata Mulyono, Senin (2/03/2023).

Riset tersebut, lanjut Mulyono, bertujuan untuk memberikan dorongan dan bimbingan kepada desa yang berpotensi, agar berani untuk mendeklarasikan diri sebagai destinasi desa wisata.

“Pada dasarnya ada tiga kunci yang menopang keberhasilan pengelolaan dan penyelenggaraan dari sebuah desa wisata,” tutur Mulyono.

Kunci pertama, kata Mulyono, yakni pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

“SDM bukan hanya mereka yang terlibat mengelola paket wisata, namun juga masyarakat secara umum. Supaya ada sinergitas dan kekompakan dari berbagai elemen masyarakat,” ujarnya.

Kunci kedua ialah kesiapan dari lembaga yang didapuk atau ditugaskan dalam mengelola kepariwisataan. Dalam hal ini, lembaga bisa bernaung di bumdes atau berdiri secara mandiri.

Kunci ketiga yakni kejelasan konsep yang akan dikembangkan dalam suatu daerah atau desa.

“Konsep kepariwisataan di desa harus memiliki visi misi yang jelas. Supaya semua program dan tujuan bisa tercapai,” sebut Mulyono.

Mulyono melanjutkan, kehadiran PSPK UGM di Desa Wisata Keling yakni untuk membantu masyarakat dalam mengobservasi potensi-potensi daerah.

“Harapannya melalui keterlibatan kami di desa ini, bisa mengemukenali potensi dan memberikan rekomendasi solusi untuk permasalahan yang terjadi pada kepariwisataan desa,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *