Saat Siswa PAUD di Jombang Belajar Membatik

Jombang
Caption: Siswa PAUD saat belajar membatik di Rumah Produksi Batik Colet di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Senin (2/10/2023). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Rumah produksi batik di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diserbu siswa PAUD untuk belajar membatik, Senin (2/10/2023).

Kedatangan para siswa PAUD itu sekaligus dalam rangka meramaikan Hari Batik Nasional 2023.

Bacaan Lainnya

Adapun di rumah produksi batik tersebut, mereka belajar teknik colet, sebuah metode mewarnai berbagai motif batik di atas kain.

Ada motif bunga mawar, bunga kangkung, kangkung, tower ringin contong, sekar buana Jombang, parang, dan sebagainya.

“Kalau yang paling baru ini Jombang mengangkat kangkung, yang lama-lama itu tetap Rimbi sama Tower Ringin Contong. Sementara anak-anak tadi mewarnai motif bunga mawar dan bunga kangkung, tadi juga kita ajari teknik pewarnaan,” ujar Sutrisno, pemilik rumah produksi batik colet.

Dalam kesempatan itu Sutrisno juga memberikan pemaparan makna satu persatu dari motif batik tersebut. Salah satunya motif kangkung yang bermakna kehidupan manusia.

“Kangkung hidup di darat, bisa hidup di air, dan bisa dikonsumsi siapapun, dan kangkung itu kan batangnya kosong. Kitakan bermula dari kosong, akhirnya bisa jadi masyarakat dan berbaur dengan masyarakat,” terangnya.

Sedangkan teknik colet yang diajarkan merupakan teknik yang berbeda dengan proses membatik pada umumnya.

Colet berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti memberi warna, atau mewarnai kain yang sudah diberi motif.

“Colet sebuah nama saja, tapi proses kita hampir 75 persen menggunakan coletan untuk pewarnaannya,” ujarnya.

Begi Sutrisno, memperkenalkan batik dari usia dini merupakan sebuah keharusan. Supaya sejak dini anak-anak paham pentingnya melestarikan budaya bangsa, terutama batik.

Menurut Sutrisno, selama ini banyak orang yang belum paham soal batik. Terkadang ada yang bilang kain tekstil yang bergambar batik sebagai kain batik.

“Ini salah, kain batik itu dibatik, kalau yang tekstil itu gambar batik yang diprin di atas kain,” bebernya.

Beberapa produk yang Sutrisno produksi antara lain batik tulis, batik cap, cap kombinasi tulis, dan tekstil atau printing.

Terkait harga, pihaknya membanderol mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 2,5 juta, tergantung ukuran dan jenisnya.

“Untuk harga batik cap mulai Rp 100 ribu hingga Rp 2,5 juta ke atas per potong. Kalau batik tulis Rp 350 ribu per meter, batik kombinasi cap dan tulis Rp 250 ribu, cap saja Rp 125 ribu, dan printing Rp 35 permeter,” pungkasnya.

Pos terkait