Metaranews.co, Kota Kediri – Sejumlah warga Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, mengeluhkan dampak aktivitas pengerjaan proyek perbaikan Jembatan Bandar Ngalim.
Sebab, warga setempat khususnya yang berada di sekitar proyek yakni di RT 001, RW 004, Kelurahan Bandar Kidul, merasa terganggu akibat suara bising yang bersumber dari lalu-lalang mesin.
Selain itu, sejumlah bangunan milik warga mengalami keretakan, yang diduga akibat dari aktivitas pengerjaan proyek.
Keluhan itu seperti yang disampaikan Djurianto, yang berkediaman hanya berjarak 15 meter dari lokasi pengerjaan proyek perbaikan Jembatan Bandar Ngalim.
“Padahal saya punya warung, baru saya bangun sekitar dua bulan, sekarang mengalami retak-retak,” kata Djuruanto saat ditemui Metaranews.co, Sabtu (25/3/2023).
Selain dirinya, lanjut Djurianto, juga ada beberapa rumah warga yang mengalami hal serupa, bangunan retak yang diduga akibat aktivitas pengerjaan proyek perbaikan jembatan.
Adapun yang sangat mengganggu Djurianto dan warga sekitar yakni suara bising dari mesin eskavator yang lalu lalang di proyek saat pengerjaan jembatan berlangsung.
“Yang paling bising itu ketika ngebor. Pada waktu ngebor, melepaskan suasana sangat keras terdengar sampai sekitar satu kilometer. Bisa dibayangkan kerasnya suara itu dari rumah berjarak 15 meter,” jelasnya.
Padahal, sebelum proyek pengerjaan perbaikan Jembatan Bandar Ngalim dimulai, usaha warung kopi Djurianto mampu menghasilkan omzet minimal Rp600.000 per bulan.
Namun kini hanya omzetnya merosot hanya sekitar Rp30.000 per bulan.
“Sudah warung sepi, suara bising, bangunan ikut retak-retak,” keluhnya.
Sejak perbaikan Jembatan Bandar Ngalim dimulai, kata Djurianto, tidak ada bentuk perhatian dari pemerintah atas dampak yang ditimbulkan akibat pengerjaan ini.
Padahal sejak awal dilakukan sosialisasi, Djurianto dan warga sekitar sangat mendukung akan perbaikan Jembatan Bandar Ngalim.
Akan tetapi atas dampak yang ditimbulkan tidak mendapat perhatian dari pemangku kepentingan.
Sementara atas keluhan ini, Djurianto bersama warga lainnya mengaku sudah melaporkan kepada pihak Kelurahan. Bahkan, mereka berencana melapor kepada pihak kepolisian.
“Karena kemarin sudah memberitahukan kepada desa, selanjutnya akan melaporkan kepihak kepolisian,” kata dia.
“Karena saya warga terdekat khawatir, agar tidak terjadi retakan lebih besar. Akan melapor ke kepolisian supaya dapat penjelasan untuk menengahi dengan pihak proyek,” lanjutnya.
Kepala Dinas PUPR Kota Kediri, Endang Kartika Sari, belum bisa berkomentar atas keluhan warga tersebut. Sebab, dirinya belum melakukan pengecekan ke lokasi.
Adapun beberapa hari lalu, kata Endang, memang ada aktivitas pemecahan pilar yang turut dihadiri pihak Bina Marga – Kementerian PUPR.
Namun hingga kini, tutur Endang, dirinya belum mendengar kabar adanya warga yang mengeluhkan dampak perbaikan Jembatan Bandar Ngalim.
“Saya koordinasi dulu dengan PT Bukaka (pelaksana proyek), kapan melakukan aktivitas itu akan saya cek langsung,” pungkas Endang.