Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Pihak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional IV Kebun Dhoho mulai menyalurkan bantuan air bersih kepada beberapa warga Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, sejak Jumat (11/04/2025) kemarin.
Bantuan tersebut diberikan menyusul laporan adanya belasan warga yang kondisi air sumurnya berubah warna, berbau, dan tidak layak konsumsi.
Meskipun telah menerima bantuan air bersih yang terjamin setiap harinya, sembari menunggu hasil uji laboratorium, sebagian besar warga terdampak mengaku belum puas.
Mereka mengeluh karena telah keluar biaya besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih sejak krisis melanda, sebelum mendapat bantuan dari pihak PTPN I Regional IV.
“Krisis (air) yang kami hadapi mulai bulan Januari kemarin sampai April, sekarang masak tindakan yang diambil hanya pendistribusian air bersih? Kan tidak sesuai,” kata Yudha, salah satu warga terdampak, Sabtu (12/4/2025).
Namun Yudha sedikit lega dengan adanya pasokan air bersih dari PTPN I Regional IV. Akan tetapi, ia tetap berharap agar aktivitas pembuangan limbah di sekitar permukiman warga dihentikan, untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Senada dengan Yudha, Munaim yang juga salah satu warga terdampak, berpendapat bahwa selain menunggu hasil laboratorium, perlu ada tindakan penanganan.
“Coba aktivitas pembuangan limbah dihentikan terlebih dahulu, sambil menunggu hasil lab yang katanya keluar selama dua minggu. Nanti kita lihat perkembangannya, harusnya kan gitu,” paparnya.
Adapun penyaluran air bersih ini merupakan wujud kepedulian PTPN I Regional IV terhadap masyarakat yang terdampak pencemaran, yang mengakibatkan krisis air bersih di sekitar Hak Guna Usaha (HGU) yang diduga menjadi lokasi pembuangan limbah blotong.
“Penyaluran air ini adalah tindak lanjut dari PTPN, sambil menunggu hasil laboratorium Mojokerto,” jelas Asisten Manajer Pusat Penelitian Tebu (Puslit) PT Sinergi Gula Nusantara MKSO Tebu Kebun Dhoho, Rista Anisatul Mufidah.
Pihak PTPN I Regional IV juga menyediakan tujuh tandon air yang ditempatkan di titik-titik strategis dekat rumah warga terdampak.
Air yang disalurkan berasal dari sumber air milik perkebunan, dan pengisian dilakukan satu kali setiap hari.
“Jika keberadaan tandon air masih kurang, akan segera kami kirimkan lagi,” imbuh Rista.