Metaranews.co, Hiburan – Quarter Life Crisis, fase kecemasan dalam hidup yang kerap kali kita hadapi. Bingung, marah, hingga tidak tahu harus berbuat apa, biasanya selalu hadir dalam pikiran.
Kondisi ini biasanya membuat kebanyakan orang mempertanyakan apa sebenarnya yang ingin dicapai dalam hidup, serta memikirkan masa depan.
Fase hidup ini, biasanya sering dialami oleh kaum muda. Masalah hidup dan tekanan lingkungan sekitar biasanya menjadi gejala awal yang membuat kebanyak orang berpikir keras dalam menjalani hidup.
Mengenal Quarter Life Crisis?
Dalam psikologi, quarter life crisis adalah saat seseorang merasa cemas, ragu, cemas, dan bingung dengan tujuan hidupnya.
Kekhawatiran atau kecemasan yang berlebihan ini bisa meliputi hal-hal seperti pekerjaan, asmara, hubungan dengan orang lain, hingga keuangan.
Emosi negatif yang muncul seringkali membuat seseorang menjadi stres atau mengalami gangguan psikologis, seperti depresi.
Fase ini biasanya terjadi pada rentang usia 20-30 tahun. Namun, ada juga yang menghadapi krisis ini di usia 18 tahun.
Quarter Life crisis pada kelompok usia ini memang jarang terjadi, namun tetap dapat memberikan dampak negatif yang nyata, salah satunya adalah gangguan jiwa pada remaja.
Tanda-tanda Quarter Life Crisis
Gejala yang menandai krisis seperempat abad ini mungkin tampak sepele dan sering terjadi. Namun, jangan abaikan, apalagi jika terlalu mengganggu.
Berikut beberapa tanda yang bisa Anda kenali.
1. Mempertanyakan Kehidupan
Mulai mempertanyakan kehidupan merupakan salah satu gejala awal yang sering diabaikan karena dianggap wajar.
Berbagai pertanyaan bisa muncul di kepala Anda, misalnya apa tujuan hidup Anda atau pencapaian yang telah dicapai selama ini.
2. Berjalan di Tempat
Selalu merasa terjebak dalam situasi apapun? Atau merasa hidup tidak berjalan sesuai harapan dan usaha yang sudah dilakukan?
Ini bisa menjadi tanda stres yang berkepanjangan serta krisis seperempat kehidupan.
3. Kehilangan Arah dan Semangat
Gejala selanjutnya adalah hilangnya semangat dalam melakukan aktivitas apapun, seperti bekerja atau sekedar hobi.
Seiring waktu, Anda mungkin juga merasa bingung karena tidak lagi menemukan hal-hal yang memberi Anda motivasi.
4. Kesulitan Mengambil Keputusan
Bosan dengan pekerjaan yang sama, tapi juga takut untuk pergi? Nah, ini adalah salah satu tanda yang muncul ketika seseorang berada dalam krisis seperempat abad.
Pekerjaan yang Anda lakukan sekarang sudah menjadi zona nyaman, tetapi tidak membuat Anda berkembang.
Namun, kamu berpikir akan sulit untuk memulai semuanya dari awal, sehingga kamu bingung apakah harus bertahan atau keluar dari zona nyaman.
5. Kurang Puas dan Tidak Senang
Setelah memilih bertahan di pekerjaan, Anda hanya melakukan hal yang berulang-ulang, terus mengalami kejenuhan, dan merasa kurang berprestasi.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan masalah mental pada pekerja kantoran dan orang yang bekerja di bidang lain.
6. Terombang-ambing
Merasa terombang-ambing dalam hal cinta dan keuangan juga menjadi masalah yang sering terjadi.
Dalam hal percintaan, hal ini biasanya terjadi saat Anda menjalin hubungan yang serius. Anda mungkin mempertanyakan apakah pilihan itu benar atau tidak.
Sementara itu, stres akibat masalah keuangan juga bisa menyebabkan quarter life crisis. Pengeluaran lebih dari pemasukan membuat Anda tidak punya tabungan untuk masa depan.
7. Tekanan Lingkungan Sekitar
Fase ini sering terjadi karena tekanan dari keluarga atau lingkungan sekitar.
Mereka mungkin mulai membandingkan prestasi Anda dengan orang lain atau menekan mereka untuk menikah.
Ini dapat menyebabkan keraguan diri, kekhawatiran, dan kesulitan membuat keputusan yang tepat.
Setiap orang mungkin memiliki yang berbeda, bahkan yang tidak disebutkan di atas.
Namun, tidak semua orang yang mengalami gejala di atas sedang menghadapinya
Fase yang Dilalui
Dalam penelitian berjudul The Holistic Phase Model of Early Adult Crisis (2013), dijelaskan bahwa seseorang yang mengalami quarter life crisis akan melalui empat fase berikut.
1. Fase Pertama
Fase ini ditandai dengan perasaan terjebak dalam suatu kondisi, seperti pekerjaan, pendidikan, dan hubungan asmara. Akibatnya, menjadi sulit untuk keluar dari zona tersebut.
2. Fase Kedua
Pada fase ini, kesadaran untuk bisa mengubah keadaan mulai terbentuk. Namun, Anda harus ekstra hati-hati saat melangkah.
Karena jika Anda salah, Anda mungkin kembali ke fase satu atau malah membuat keputusan yang buruk.
3. Fase Ketiga
Inilah titik ketika seseorang berhasil mencapai satu target, kemudian terdorong untuk melakukan perubahan lain.
Misalnya, ketika Anda berhasil menyelesaikan kuliah, Anda termotivasi untuk mencari pekerjaan atau studi yang lebih tinggi
4. Fase Keempat
Pada fase ini, perasaan Anda cukup stabil. Komitmen untuk bekerja atau hubungan mulai terbentuk. Dalam fase terakhir ini, Anda siap menghadapi tantangan lain.
Bagaimana Cara Menghadapinya ?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan dalam menghadap Quarter Life Crisis :
1. Kenali Diri Sendiri
Anda harus tahu dan berdamai dengan diri sendiri. Misalnya, coba mulai dengan apa yang ingin Anda lakukan di masa depan, kelebihan dan kekurangan Anda.
Jadikan itu bahan evaluasi sekaligus motivasi menjalani hidup. Ini dilakukan agar Anda tahu apa tujuan hidup Anda.
2. Jangan Biasakan Memendam Masalah
Jika Anda memiliki keraguan atau masalah, cobalah untuk membaginya dengan orang lain. Jangan menahan emosi karena ini justru akan berdampak buruk bagi Anda.
Pada akhirnya, sebagai makhluk sosial, Anda terkadang membutuhkan bantuan orang lain untuk mencari solusi dari suatu masalah.
3. Berhenti Membandingkan Diri
Satu hal yang erat kaitannya adalah kenikmatan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, meski hal ini tidak akan pernah ada habisnya.
Berfokus pada diri sendiri untuk tumbuh adalah langkah yang baik untuk mengurangi kebiasaan ini. Ini juga merupakan bentuk cinta diri.
4. Buat Rencana Hidup
Anda tidak perlu melangkah terlalu jauh, cukup rencanakan apa yang ingin Anda capai dalam lima tahun ke depan. Juga, pikirkan baik-baik tentang bagaimana Anda akan mencapai impian itu.
Perencanaan ini juga bisa berupa perencanaan keuangan agar Anda memiliki tabungan untuk masa depan yang lebih baik.
5. Mencari Hobi Baru
Jika Anda merasa tidak produktif dan hanya berdiam diri, cobalah mencari aktivitas atau hobi baru untuk mengurangi stres.
Hobi baru tidak hanya akan membantu Anda mengatasi krisis ini, tetapi juga dapat membuat Anda merasa jauh lebih baik.
6. Percaya Pada Diri Sendiri
Kamu harus menjemput mimpimu, karena menunggu tidak akan membuat segalanya berjalan lancar. Cari tahu caranya dan percayalah pada diri sendiri saat mulai melakukan aktivitas tersebut.
Kenali tanda-tandanya, dan bagaimana cara mengatasinya. Jangan biarkan hidup kita terombang-ambing dengan berbagai masalah yang tidak tahu kapan ujungnya.