Gresik Banjir, Dua Tanggul Jebol Karena Intensitas Hujan Tinggi

Gresik banjir
Tangkapan layar banjir di Gresik. (Instagram @terang_media)

Metaranews.co, Jawa TimurGresik banjir, akibat intensitas hujan tinggi dan jebolnya tanggul. Sejumlah desa terdampak.

BPBD Gresik mencatat, banjir yang datang menyebabkan sejumlah desa terendam banjir. Empat desa di Driyorejo yakni desa Sumput, Mojosarirejo, Karangandong, dan Driyorejo. Ketinggian airnya pun bervariasi.

Bacaan Lainnya

“Hujan mulai jam 5 sore tadi sampai sekarang belum berhenti. Curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa tanggul sungai jebol. Beberapa desa di Driyorejo terendam banjir,” kata Kepala BPBD Gresik Darmawan, melansir detik, Kamis (23/2/2023).

Sejumlah warga juha bersiaga jika sewaktu-waktu harus mengungsi. Air sudah masuk ke dalam rumah. Selain itu, beberapa fasilitas umum juga terkena dampak banjir.

“Ketinggian air berkisar antara 20 hingga 100 sentimeter. Di Karangandong puluhan rumah terendam,” tambahnya.

Darmawan merinci 10 rumah di RT 1/RW I Karangandong terendam banjir setinggi 30-100 cm. Sedangkan di RT 3/RW I, 25 rumah terendam banjir dengan ketinggian air 30-100 cm.

Gresik Banjir Ketinggian Air Capai 20 Sentimeter Lebih

Gresik banjir
Tangkapan layar banjir di Gresik. (Instagram @terang_media)

Masih berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Gresik, di Desa Sumput ketinggian air mencapai 30 hingga 70 sentimeter.

Kemudian di Desa Mojosarirejo, di Jalan Perumahan Desa Naila, banjir mencapai 20 hingga 80 sentimeter. Sebanyak 60 rumah terendam air setinggi 20 hingga 40 sentimeter.

Di Desa Karangandong, ketinggian air mencapai 20 hingga 80 sentimeter. Ada 35 rumah yang terendam banjir setinggi 30 hingga 100 sentimeter.

Sementara di Desa Driyorejo, jalan lingkungan setempat terendam banjir setinggi 20 hingga 40 sentimeter. “Banjir masih meningkat. Cuaca hujan deras,” tulis laporan BPDB Gresik.

Gubernur Jatim Respon Cepat

Karena itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah meminta Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.

“Ada dua tanggul yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas.  Harus dicek lagi dari kapasitas tanggul, kualitas dan kekokohan tanggul, serta shelternya. Harus ada penilaian baru agar lebih komprehensif,” ujarnya saat meninjau banjir di Kompleks Perumahan De Naila, Desa Mojosarirejo, pada Rabu (22/2/2023).

Tanggul jebol akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gresik pada Selasa (21/2/2023) sekitar pukul 18.30 WIB.  Hujan tersebut menyebabkan air Kali Mojosarirejo hingga Sungai Ahur naik hingga menggenangi Kecamatan Driyorejo.

Bencana banjir di Gresik ini menjadi momentum untuk menyatukan penilaian dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik dan Pemprov Jatim.

Selain itu, sistem yang dibangun Pemerintah Kabupaten Gresik harus disinkronkan bersama karena terkait penataan wilayah sungai terdapat kewenangan yang berbeda.

“Melihat intensitas hujan yang cukup tinggi di Jawa Timur, saya menghimbau pihak terkait untuk mengecek kembali kapasitas tanggul di setiap titik,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *