Metaranews.co, Jawa Timur – Korban bencana tanah gerak di Kabupaten Ponorogo mulai disiapkan tempat untuk relokasi. Hal itu dilakukan untuk menyelematkan warga yang rata-rata rumahnya sudah tidak layak.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Probolinggo.
Untuk diketahui, bencana tanah gerak menyebabkan puluhan warga yang tinggal di atasnya terpaksa harus mengungsi. Puluhan warga yang saat ini mengungsi rencananya akan direlokasi.
Dibuatkan perumahan sebagai pengganti permukiman mereka yang tanahnya retak. Tadi kita lihat ada perubahan pergerakan tanah yang signifikan,” kata Gubernur Khofifah melansir Suarajatim.id, Sabtu (4/3/2023).
Gubernur Khofifah juga sempat melihat beberapa rumah yang terdampak dan pemiliknya ditelantarkan. Hal itu terjadi karena tidak mungkin, pemiliknya tinggal di rumah-rumah yang terkena dampak.
Selain rumah warga, tempat ibadah seperti juga masjid juga ikut terdampak dan Kondisinya memprihatinkan. Lantainya hancur dan tidak ada tiang yang lurus, miring karena tanah terus bergerak.
“Saya dan tim dari provinsi sudah berkoordinasi dengan Bupati. Saat ini Bupati sedang mencari lahan milik Perhutani untuk relokasi,” ujarnya.
Apabila lokasi lahan untuk relokasi sudah ada dan sudah dipastikan, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim akan membangun rumah tersebut. Dengan budget satu unit rumah Rp 50 juta.
“Ada 43 unit rumah yang akan dibangun di atas lahan relokasi tersebut. Ini akan dibangun oleh pemerintah provinsi dengan anggaran Rp 50 juta. Jika ada orang yang bekerja sama, itu bagus,” katanya melanjutkan.
Sementara itu, Bupati Sugiri Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Perhutani. Dikatakannya, pada Senin (6/3/2023) akan dilakukan rapat gabungan untuk mencari solusi lokasi relokasi lahan tersebut.
“Titik lokasi tanahnya milik Perhutani. Masih di Desa Tumpuk dan Senin nanti kita adakan rapat bersama,” ungkapnya.
Lahan Perhutani yang tengah disiapkan untuk relokasi nanti berada di kisaran 4 ribu meter persegi. Nantinya akan dibangun 43 unit sesuai data kepala keluarga terdampak.
“Makanya kita adakan rapat bersama agar status tanah jelas dan tidak melanggar aturan. Agar masyarakat segera mendapatkan bantuan untuk relokasinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Fenomen tanah gerak sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Akibatnya, puluhan warga di Desa Tumpuk, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim) mengungsi. Ini setelah peristiwa tanah tempat mereka tinggal terus bergerak.
Pergerakan tanah ini membuat jalan bergelombang dan terbuka lebar.
Bahkan akibat tanah bergerak, rumah warga juga retak. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab tanah bergerak tersebut.
Warga mengeluhkan tanah tempat mereka tinggal mulai bergerak, beriak dan retak setelah daerah tersebut diguyur hujan terus menerus belakangan ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat juga merekomendasikan agar 43 kepala keluarga yang rumahnya terkena dampak segera dievakuasi.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto, Selasa, usai meninjau lokasi tanah bergerak yang menyebabkan puluhan rumah rusak dan ratusan warga mengungsi.
“Setelah melihat lokasi kejadian, ternyata kondisi patahan tanah cukup parah. Oleh karena itu, kami berharap seluruh warga dapat mengungsi ke tempat yang telah disediakan,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Soebroto.