Metaranews.co, Jawa Timur – Bikin bulu kuduk merinding, beberapa tempat angker di Jawa Timur ini sudah jadi legenda di telinga masyarakat
Provinsi Jawa Timur, selain dikenal dengan budaya dan keindahan sudut kotanya, juga menyimpan tempat angker yang menyimpan banyak mitos.
Biasnya, tempat angker ini dipercaya masyarakat sekitar, jika ada sosok penunggu dari duni gaib yang menjaga area tersebut.
Masyarakat sekitar percaya, jika sebelum adanya manusia mendiami daerah tersebut. Para mahluk gaib itu sudah lebih dulu mendiami lokasi tersebut.
Selain itu, terdapat juga pengaruh unsur kultur dan budaya yang masih melekat di masyarakat, sehingga menjadikan beberapa tempat angker, dan tak jarang ada pantangan yang tak boleh dilakukan.
Lebih lanjut, di Jawa Timur ada beberapa tempat angker yang melegenda di seluruh Indonesia. Bahkan kerap kali juga dibahas di YouTube atau bahkan ada yang membuat program semacam uji nyali di tempat tersebut.
Berikut beberapa tempat angker di Jawa Timur yang melegenda, melansir berbagai sumber.
Alas Purwo
Alas Purwo adalah sebuah hutan di ujung timur Pulau Jawa. Merupakan Taman Nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Namun, tempat ini ternyata memiliki hal mistis yang luar biasa.
Konon, Alas Purwo adalah kerajaan gaib. Banyak cerita yang beredar mengatakan bahwa siapapun yang tersesat di dalamnya dijamin tidak akan bisa keluar. Kalaupun sukses, maka hidupnya akan penuh kesialan.
Alas Purwo terkenal dengan kisah mistisnya yang tersebar dari mulut ke mulut ratusan tahun silam. Berikut lima kisah mistis Alas Purwo yang melegenda.
Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, Alas Purwo merupakan kawasan suci yang penuh dengan mistis. Masyarakat setempat percaya bahwa Alas Purwo adalah tempat atau pusat berkumpulnya semua jin yang ada di Jawa.
Di hutan itu juga dipercaya ada istana jin yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Karena itu, tak heran jika Alas Purwo menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat yang ingin mengadakan ritual dengan tujuan tertentu.
Di sana terdapat banyak goa yang biasa digunakan oleh orang yang ingin bersemedi atau melakukan ritual tertentu. Kondisi hutan yang masih alami juga membuat hutan semakin mengesankan.
Alas Ketonggo Ngawi
Alas Ketonggo terletak 12 km ke arah selatan Kota Ngawi, tepatnya di Desa Babatan, Kecamatan Paron. Luas Alas Ketonggo sendiri kurang lebih 4.846 m2. Alas Ketonggo adalah salah satu keset wingit di Jawa
Alas Ketonggo atau kadang dikenal dengan Alas Srigati diyakini sebagai peninggalan Prabu Brawijaya. Selain itu, tempat ini juga merupakan tempat untuk ritual.
Pada saat acara pilkada, terkadang menjadi tempat ritual para caleg. Ritual dilakukan dengan mandi di sungai di lokasi tersebut.
Alas Ketonggo Srigati terletak di Provinsi Dukuh Brendil, Desa Hutan, Kecamatan Babadan Paron, Kabupaten Ngawi.
Lokasi Alas Ketonggo atau Alas Srigati berjarak sekitar 12 km dari pusat Kabupaten Ngawi. Alas atau hutan seluas 4.836 m² merupakan salah satu pangkalan wingit di Tanah Jawa.
Sebagian besar pengunjung yang berasal dari daerah tersebut datang ke Palenggahan Agung Srigati untuk melakukan ritual yang biasanya dipimpin oleh juru kunci bernama Marji.
Alas Ketonggo Ngawi merupakan tempat yang melegenda. Konon, banyak mitos tentang sejarah Tanah Jawa yang bersumber dari pangkalan ini.
Alas Ketonggo Srigati dipercaya sebagai tempat peristirahatan penguasa Prabu Brawijaya V yang konon dikenal sebagai raja terakhir Majapahit.
Sang raja konon beristirahat di Alas Ketonggo setelah melarikan diri dari Kerajaan Mahapahit karena diserang pasukan Demak di bawah pimpinan Raden Patah dan Walisanga. Saat itu, konon Brawijaya V berencana ke puncak Gunung Lawu.
Prabu Brawijaya V kemudian melepas segala atribut kerajaannya berupa jubah, mahkota, dan pusaka yang kemudian dilenyapkan di atas alas tersebut. Sang raja kemudian menyucikan diri di Kali Tempur, sungai yang kini letaknya tak jauh dari sebuah punden di Alas Ketonggo.
Klampis Ireng
Klampis Ireng terletak di Desa Sragi, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. Nama Klampis Ireng diambil dari tumbuhan dengan nama latin Acacia tomentosa.
Obyek utama yang menyimpan cerita mistis adalah sebuah bangunan datar berbentuk lingkaran dengan lingkaran di tengahnya.
Menurut juru kunci, bangunan itu dibangun oleh Semar, salah satu tokoh pewayangan. Ada sebuah cerita, jika seseorang yang masuk ke area tersebut tidak akan bisa kembali lagi.
Peninggalan Klampis Ireng di Dusun Krajan, Desa Sragi, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, diyakini masyarakat setempat sebagai pertapaan milik Kiai Ismoyo atau Semar.
Di dalam petilasan ini diyakini terdapat sebuah kerajaan besar yang dipimpin langsung oleh Eyang Ismoyo.
Mitos yang masih dipercaya masyarakat Ponorogo adalah kehadiran warga Klampis Ireng pada perayaan Grebeg Suro. Tak sedikit masyarakat yang bisa merasakan kehadiran mereka (warga Klampis Ireng) di tengah penonton atau ikut menjadi penari di panggung Grebeg Suro.
Gondo mengatakan bahwa hal mistis ini sangat dipercaya oleh masyarakat sampai sekarang. Banyak dari mereka yang melihat hajatan tersebut dan merasa sepi penonton saat Grebeg Suro ditutup.
Ponorogo memiliki dua pedanyangan atau tempat arwah leluhur. Yakni, Nyi Korek yang diyakini berada di kurungan sekitar Alun-alun Ponorogo dan pemakaman Eyang Ismoyo.
Klampis Ireng dianggap sebagai pusat mistik dan pertapaannya hanya ada di Ponorogo. Mengapa orang begitu menghormati semar? Ini karena Semar dianggap sebagai pemulang dan botoro tertua.
Itulah yang menjadikan kawasan Klampis Ireng mistis, sangar, dan sangat rawan akan hal-hal buruk yang membawa bencana. Disebut Klampis Ireng karena pohon klmpis hitam dulu tumbuh di sana.
Rumah Hantu Darmo
Kisah Rumah Hantu Darmo. Kisah rumah hantu ini terkenal di kalangan pemburu hantu, bahkan dibuat film.
Namun, ada berbagai versi cerita horor rumah hantu Darmo. Sebagian besar mengatakan rumah kosong karena pesugihan yang dilakukan keluarga.
Diceritakan, keluarga itu dulunya sangat kaya dan bergelimang harta. Keluarga ini sering memberikan pengorbanan berupa nyawa manusia.
Lambat laun, keluarga tersebut berniat berbuat curang dengan memberikan nyawa hewan. Sikap curang itulah yang menjadi awal malapetaka pemilik rumah.
Mereka sempat keluar rumah dengan kapal dan tenggelam, kabarnya sampai saat ini kapal dan jasad mereka belum ditemukan.
Versi lain menyebutkan bahwa keluarga tersebut bermaksud menghentikan pemberian sesaji dengan melarikan diri dari rumah dengan perahu.
Karena mereka mengira kutukan itu akan hilang di laut. Namun, mereka malah tenggelam. Kabarnya, ada dua anggota keluarga yang tidak ikut, yakni bayi dan pembantu.
Namun, keberadaan mereka tidak diketahui. Ada yang mengatakan mereka dibunuh dengan cara yang aneh dan ada yang mengatakan bahwa bayi tersebut masih tumbuh hingga saat ini.
Rumah tersebut disewakan kepada keluarga lain, namun kemudian keluarga ini juga dibunuh secara tidak wajar. Dari cerita tersebut muncul persepsi bahwa siapa saja yang tinggal di rumah Darmo akan dikutuk.
Pada tahun 1997, rumah tersebut terbakar, penyebabnya tidak diketahui. Hanya menyisakan reruntuhan yang terbakar dan rusak termakan zaman.
Lalu, dikabarkan ada seorang wanita yang menaburkan bunga di sana setiap Jumat Kliwon. Konon menurut masyarakat, perempuan adalah bayi yang telah beranjak dewasa.
Wanita itu hanya duduk di dalam mobil dan pengemudi atau pembantu turun untuk menaburkan bunga di rumah.
Itulah beberapa tempat angker di Jawa Timur yang paling melegenda dan terkenal. Jangan sekali-kali datang kesana jika punya rasa takut akan hal gaib yah.