Wisata Sejarah Jawa Timur, Beberapa Museum Berikut Bisa Jadi Pilihan Utama

Wisata sejarah
Museum Majapahit Trowulan. (Sumber foto by Instagram @kabarmojokerto)

Metaranews.co, Jawa Timur – Wisata sejarah, beberapa museum di Jawa Timur ini cocok untuk menambah pengetahuan sejarah.

Jawa Timur memiliki beragam sejarah budaya yang masih tersimpan rapih dalam satu ruangan utuh. Beberapa benda yang menjadi saksi sejarah itu kemudian di kumpulkan menjadi satu di sebuah museum.

Bacaan Lainnya

Wisata Sejarah Jawa Timur

Beberapa museum memiliki simpanan benda purbakala dari zaman pra sejarah maupun sisa peninggalan kerajaan. Melansir dari berbagai sumber, seperti beberapa museum berikut, yang cocok untuk dikunjungi.

Wisata sejarah
Museum Majapahit Trowulan. (Sumber foto by Instagram @kabarmojokerto)

Museum Mpu Tantular

Museum Negeri Mpu Tantular terletak di kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.  Sebelumnya museum ini memiliki nama awal Stedelijk Historisch Museum Soerabaia.

Museum ini didirikan pada tahun 1933 oleh Godfried von Faber. Kini museum ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Museum Mpu Tantular memiliki berbagai koleksi sumber sejarah, mulai dari lukisan hingga emas yang dibuat sejak zaman dahulu. Museum Negeri Mpu Tantular merupakan museum negeri yang terletak di Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

Museum ini memiliki sembilan koleksi yang dipamerkan melalui bidang arkeologi, numismatika, logika, biologi, seni rupa, etnografi, sejarah, filologi, serta iptek.

Lalu ada Von Faber Gallery, namanya diambil dari awal pendiri museum ini.  Di galeri ini terdapat berbagai busana pengantin adat khas Surabaya, Pegon, Ponorogo, Banyuwangi, Sumenep, dan sekitarnya.

Di bagian lain ditampilkan batik tulis, aneka alat rumah tangga, topeng, alat pertukangan, dan alat pertanian kuno.

Menurut beberapa sumber, koleksi di Museum Mpu Tantular jumlahnya mencapai ribuan. Koleksi terbesarnya adalah benda purbakala dari zaman Paleolitik dan Neolitik, fosil gading gajah, fosil kepala kerbau, fosil kepala buaya, dan lain sebagainya.

Museum 10 November

Jika sedang berada di Surabaya, jangan lupa mampir ke museum yang terletak di dalam kompleks Tugu Pahlawan.  Sesuai dengan namanya, museum ini dibangun untuk memperingati dan memperingati pertempuran di Surabaya.

Uniknya, ada makna dalam bangunan museum ini. Yakni tinggi, ruas, dan garis bangunan yaitu 10, 11, dan 1945. Anda bisa menemukan banyak patung yang melambangkan perjuangan Arek Suroboyo hingga senjata yang digunakan dalam pertempuran. Tak ketinggalan, ada peninggalan Bung Tomo yang dipajang di museum ini.

Museum Majapahit Trowulan

Museum yang kental dengan Kerajaan Majapahit ini terletak di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Tak hanya Majapahit, museum ini juga mengoleksi benda-benda peninggalan dari kerajaan Kahuripan, Kediri, dan Singasari.  Saat berkunjung ke sini, detikers juga bisa mampir ke Kolam Segaran yang tak jauh dari Museum Trowulan.

Museum ini didirikan pada tahun 1987 untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi yang ditemukan di sekitar Trowulan.

Tempat ini merupakan salah satu lokasi sejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Majapahit.

Sebagian besar koleksi museum ini berasal dari kerajaan Majapahit, namun koleksinya juga mencakup berbagai era sejarah di Jawa Timur, seperti kerajaan Kahuripan, Kediri, dan Singhasari.

Museum ini terletak di tepi barat kolam Segaran. Museum Trowulan merupakan museum yang memiliki koleksi peninggalan zaman Majapahit terlengkap di Indonesia.

Beberapa koleksi yang ada di Museum Trowulan antara lain miniatur/model candi, koleksi arca, mata uang kuno, guci tanah liat, koleksi keramik, peralatan rumah tangga.

Sejumlah arca Hariti juga ada di Museum Trowulan, tanpa kepala, dan satu kepala terpisah. yang biasanya digambarkan dengan payudara besar dan dikelilingi oleh anak-anak.

Ada pula Pantheon Hindu, dengan penempatan Yoni Lingga di tengah, Siwa di Selatan, Durga di Utara, Ganesha di Barat, Mahakala di kiri pintu masuk, dan Nandiswara di kanan pintu masuk

Museum Airlangga

Kediri juga memiliki museum yang mengoleksi benda-benda dari alun-alun Kediri. Letaknya di Jalan Lingkar Maskumambang, Desa Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Awalnya koleksi museum dipindahkan ke permandian Tirtoyoso, yang akhirnya berkembang dan dipindahkan ke museum Airlangga.

Museum Airlangga didirikan pada tanggal 30 November 1991 dan diresmikan pada tanggal 6 Februari 1992 oleh Gubernur Jawa Timur, Drs. Soelarso. Saat ini Museum Airlangga beralamat di Jalan Mastrip No. 1 Kediri.

Sejarah berdirinya museum ini bermula ketika pada tahun 1982 benda-benda purbakala banyak ditemukan di Kota Kediri. Saat itu Museum Tirtoyoso didirikan pada tahun 1986. Museum ini terletak di Jalan Tirtoyoso A. Yani, juga di Kediri.

Karena ruang dan infrastruktur yang tidak memadai, pada tahun 1991 Museum Airlangga didirikan di daerah Selomangkleng. Hingga saat ini pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Kota Kediri melalui jajarannya Ibu Endah Setyowati, SE dan Suminah, SPd.

Museum Airlangga memiliki sekitar 110 koleksi arca dan 30 koleksi etnografi, antara lain arca brahma, arca primitif, makara, pakinangan, pipisan, pemberat, bima, simha, arca leluhur, umpak, altar batu, siva, jambangan batu, sivanandi, yoni , prasasti batu, ardhanari, padmasana, wisnu, relief manusia, miniatur rumah, tong batu, arca budha, nandi, parvati, figur tahun batu, arca perwujudan, ganeca, jaladwara, cermin perunggu, ghantas, ghantas gantung, kala, keben, durga  mahisasura, mata uang kuno, gerobak, reog ponorogo, wayang kayu, salinan Alquran kuno, dan lesung.

Museum ini dilengkapi dengan perpustakaan mini yang berisi berbagai buku kuno.

Museum Trinil

Koleksi museum Trinil berasal dari situs Trinil. Seorang dokter militer pada zaman Hindia Belanda, Eugene Dubois adalah orang yang meneliti situs ini. Fosil Pithecanthropus erectus yang merupakan fosil manusia purba ditemukan oleh Dubois.

Situs Trinil merupakan situs prasejarah yang ditemukan pada tahun 1890 oleh seorang peneliti manusia purba Belanda bernama Eugene Dubois.  Situs ini terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Awal mula ditemukannya Situs Trinil adalah ketika Eugene Dubois yang merupakan ahli paleoantropologi dan geologi berkebangsaan Belanda datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian terhadap manusia purba.

Pada akhir 1880-an, dia mencari lokasi potensial untuk fosil manusia purba, terutama di dekat sungai dan gua. Selama di Sumatera, Dubois menerima fosil tengkorak dari Wajak, Tulung Agung, Jawa Timur.

Setelah itu, ia melanjutkan penelitiannya di beberapa lokasi di Jawa, salah satunya di Trinil. Situs Trinil menjadi terkenal ketika Eugene Dubois menemukan atap tengkorak dan tulang paha Homo Erectus atau Manusia Jawa pada tahun 1891.

Museum Perpustakaan Bung Karno

Siapapun yang ingin mengunjungi Museum Bung Karno, caranya sangat mudah karena terletak di pusat kota Blitar.  Kita pergi saja ke Kota Blitar. Terletak di Jl. Ir. Soekarno No.152.

Pembangunan museum dan perpustakaan ini diketuai arsitek dari ITB, yakni Pribadi Widodo dan Baskoro Tedjo.  Kemudian setelah selesai, gedung UPT diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri pada tanggal 3 Juli 2004.

Ada beberapa aspek yang melatarbelakangi berdirinya museum ini, yaitu aspek historis, aspek ideologis, dan aspek empiris. Aspek-aspek tersebut mengandung nilai dan pelajaran hidup yang sangat besar dan cocok untuk kita teladani.

Itulah beberapa wisata sejarah di Jawa timur yang perlu dikunjungi. Bukan hanya sekedar melihat relief barang kuno, namun, penting juga untuk mempelajari sejarah hidup manusia lampau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *