Metaranews.co, Kalam – Setiap bulan Ramadan, umat Islam selalu menanti satu malam yang penuh keberkahan, yakni malam Nuzulul Qur’an.
Pada malam Nuzulul Qur’an ini mempunyai berkah serta pahala yang melimpah. Umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam ini.
Seperti diketahui, Nuzulul Quran merupakan malam pertama kali kitab suci Alquran diturunkan. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu-wahyu Al-Qur’an melalui perantara Malaikat Jibril yang mengucapkan ‘iqra’ atau ‘bacalah’.
Peristiwa diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung secara bertahap dan tidak diturunkan sekaligus.
Kemunculan Al-Qur’an tentu menjadi tonggak munculnya syariat ajaran agama Islam sebagai penyempurnaan dari tauhid sebelumnya. Lantas, kapan tepatnya malam Nuzulul Quran di bulan Ramadan 2023 kali ini?
Jika kita mengurutkan dari awal bulan Ramadan yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2023, maka tahun ini malam Nuzulul Quran akan terjadi pada malam Jum’at tanggal 7 April hingga Sabtu, 8 April 2023 dini hari.
Selain turunnya Al-Qur’an, pada tanggal 17 Ramadan juga terjadi peristiwa penting. Hal ini dijelaskan dalam Alquran Al-Anfal ayat 41.
“Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari pertemuan dua bala tentara. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Sejumlah ulama menafsirkan ayat di atas sebagai pertemuan dua pasukan, yakni pasukan Muslim dan pasukan kafir Quraisy, dan ini terjadi tepat pada tanggal 17 Ramadan.
Melansir laman NU, proses turunnya Al-Qur’an mengalami dua tahap. Fase pertama, Allah menurunkan Al-Qur’an dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia. Fase kedua, Allah menurunkan Al-Qur’an dari langit dunia ke bumi.
Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur’an menjelaskan antara lain tentang nuzulul Qur’an atau proses turunnya Al-Qur’an, hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap, metodologi penulisan dan kodifikasi Al-Qur’an.
للقرآن الكريم تنزلان الأول من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا جملة واحدة في ليلة القدر، الثاني من السماء الدنيا إلى الأرض مفرقا في مدة ثلاث وعشرين سنة
“Al-Qur’an diturunkan pada dua fase: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia (Baitul Izzah) sekaligus pada malam Lailatul Qadar; kedua, dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama 23 tahun,” (Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [Jakarta, Darul Mawahib Al-Islamiyah: 2016 M], halaman 33).
Surat As-Syura ayat 1-3, Surat Al-Qadar ayat 1-2, dan Surat Al-Baqarah ayat 185 menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril seperti pada tahap pertama yaitu dari Lauh Mahfuzh ke surga dunia atau Baitul Izzah.
Adapun Surah Al-Isra ayat 106 dan Surah Al-Furqan ayat 32 menjelaskan nuzulul Qur’an atau proses turunnya Al-Qur’an tahap kedua yaitu turunnya Al-Qur’an dari Baitul Izzah ke bumi secara bertahap selama 23 tahun sesuai kebutuhan, yaitu selama Nabi Muhammad diutus sebagai rasul pada usia 40 tahun sampai wafatnya pada usia 62-63 tahun.
Proses turunnya Al-Qur’an pada tahap kedua membedakan proses pewahyuan Al-Qur’an dengan kitab-kitab sebelumnya. Jika kitab-kitab sebelumnya diturunkan sekaligus, maka Al-Qur’an diturunkan pada tahap kedua secara bertahap selama 23 tahun.
Fase kedua penurunan Al-Qur’an secara bertahap selama 23 tahun mengandung banyak pelajaran. Syekh Muhammad Ali As-Shabuni menyebutkan setidaknya ada enam pelajaran besar dalam kemunduran Al-Qur’an secara bertahap, salah satunya adalah melakukan perubahan norma-norma sosial secara bertahap.
Allah memuliakan umat manusia dengan menurunkan Alquran sebagai penutup kitab suci sebelumnya. Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan obat penyakit sosial yang mengakar pada masyarakat Arab seperti minum-minuman keras, judi, zina, hadiah muamalah, dan norma-norma pernikahan jahiliyah.