Metaranews.co, Kesehatan – Buang air besar (BAB) merupakan satu aktivitas untuk membuang semua kotoran dan seluruh bakteri dari dalam tubuh.
Aktivitas ini lebih baik dilakukan setiap hari, itu bisa menjadi bukti jika pencernaan kita lancar dan sehat.
Tapi, apakah diantara kita ada yang pernah menahan BAB? Sebaiknya, jika masih sering dilakukan, hindari dari sekarang. Karena akan berdampak buruk dan membawa penyakit.
Berapa Lama Bisa Menahan BAB?
Melansir Hellosehat.com, frekuensi BAB setiap orang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin buang air besar sekali setiap hari, sementara yang lain buang air besar beberapa kali dalam seminggu.
Frekuensi ini juga bergantung pada usia dan pola makan seseorang. Namun, umumnya orang akan buang air besar antara 1-3 kali sehari.
Saat terjadi perubahan buang air besar, Anda mungkin mengalami konstipasi (sembelit). Namun, perubahan tersebut akan kembali berbeda pada setiap orang.
Bahaya yang Didapatkan
Sebenarnya, menahan BAB sesekali tidak berbahaya. Anda mungkin tidak menemukan toilet saat memiliki kebutuhan mendesak atau merasa tidak nyaman buang air besar di tempat umum.
Meski begitu, perilaku ini bisa berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika dilakukan terlalu sering. Berikut beberapa akibat menahan BAB.
1. Feses menjadi keras
Feses mengandung 75% air dengan campuran bakteri, protein, sisa makanan yang tidak tercerna, sel mati, lemak, garam, dan lendir.
Karena kandungan utamanya adalah air, feses dapat dengan mudah bergerak di sepanjang usus dan dikeluarkan melalui rektum.
Jika BAB ditahan, feses akan menjadi keras dan kering karena tubuh menyerap kembali kandungan air di dalamnya.
Kotoran yang keras tentu sulit dikeluarkan. Hal ini dapat memicu sakit perut yang merupakan tanda sembelit.
2. Pergerakan usus melambat
Akibat menahan BAB dalam waktu lama, tentu bisa merusak BAB. Pergerakan usus bisa melambat dan mungkin berhenti berfungsi.
Walaupun tidak diberikan makanan, usus tetap akan mengeluarkan sedikit cairan encer dan lendir, sehingga usus tidak kosong sepenuhnya. Disadari atau tidak, Anda akan mengencangkan otot panggul dan bokong saat sengaja tidak BAB.
3. Infeksi bakteri
Review dalam Danish medical journal (2015) menyebutkan bahwa penumpukan feses di usus berisiko menyebabkan infeksi bakteri.
Hal ini terutama terjadi bila ada feses yang keluar melalui luka atau robekan pada usus atau rektum.
Usus yang terluka memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat. Akibatnya, usus menjadi meradang dan berisi nanah.
Infeksi ini juga dapat menekan usus sehingga menghalangi aliran darah yang mengalir melalui dinding usus. Akibatnya, jaringan usus kekurangan darah dan perlahan mati.
4. Wasir
Jika Anda terus makan tanpa buang air besar, usus bisa membengkak akibat penumpukan feses yang mengeras.
Feses yang masih cair dapat melewati massa feses yang padat. Akibatnya, benjolan tinja semakin membesar dan terasa sangat sakit saat buang air besar.
Ini dapat menyebabkan wasir atau wasir. Wasir dapat berkembang karena tekanan yang meningkat di rektum bagian bawah karena mengejan saat buang air besar.
5. Fisura anus
Akibat lain dari menahan BAB terlalu sering adalah robek atau terkikisnya jaringan kulit yang melapisi lubang anus atau lubang anus. Gangguan saluran pencernaan ini dikenal dengan fisura anus atau anal fissure.
Retakan pada kulit anus menyebabkan rasa sakit yang parah dan pendarahan selama dan setelah buang air besar. Hal ini disebabkan feses yang menumpuk, mengeras, dan membesar sehingga sulit dikeluarkan dari tubuh
6. Peritonitis
Peritonitis merupakan salah satu bentuk komplikasi akibat infeksi bakteri akibat penumpukan feses pada sistem pencernaan. Jika kondisi ini berlanjut, dinding usus besar menjadi lebih tipis dan kemudian pecah.
Ini kemudian memungkinkan nanah yang mengandung bakteri di usus bocor ke bagian lain dari perut.
7. Apendisitis
Review dalam Middle East Journal of Digestive Diseases (2015) menyebutkan bahwa penumpukan feses di usus berisiko lebih tinggi menyebabkan radang usus buntu.
Setelah usus buntu tersumbat, usus buntu yang meradang akan terus membesar dan membengkak hingga pecah. Ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera karena dapat mengakibatkan kematian.
8. Kanker usus besar
Studi terbaru dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology (2022) menjelaskan bahwa penumpukan feses di usus besar merupakan faktor risiko kanker kolorektal.
Feses yang menumpuk dapat mengandung karsinogen (penyebab kanker). Kontak usus yang lebih lama dengan feses dapat meningkatkan risiko pembentukan sel kanker.
Menahan BAB bisa berdampak buruk bagi tubuh. Beberapa penyakit dapat dengan mudahnya masuk, jika sering melakukan hal serupa setiap harinya.
Oleh karena itu, jangan ditahan jika ingin pergi ke toilet dan BAB.