Mythomania, Berbohong untuk Mendapatkan Simpati Orang Lain

Metaranews.co, Kesehatan – Pernah berbohong untuk mendapatkan simpati dari orang lain? Mungkin yah, secara sadar atau tidak sadar kita pernah melakukan itu.

Ternyata, dalam istilahnya itu dinamakan, Mythomania. Perlu dicatat bahwa orang dengan mythomania umumnya tidak berencana untuk berbohong, tetapi itu adalah sesuatu yang terjadi begitu saja.

Bacaan Lainnya

Mythomania biasanya dimulai saat seseorang beranjak remaja dan berlanjut selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup.

Penelitian yang membahas penyebab mythomania masih terbatas. Namun, kondisi ini diketahui berkaitan dengan kondisi kesehatan mental, seperti :

  • Gangguan kepribadian antisosial, kecenderungan berbohong untuk mendapatkan simpati atau untuk menghindari tuduhan.
  • Borderline Personality Disorder (BPD), kecenderungan berbohong untuk menghindari penolakan atau pengabaian dari orang lain.
  • Gangguan kepribadian narsistik, kecenderungan berbohong untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain, membela diri secara salah, atau keluar dari masalah.

Bagi sebagian orang, mythomania juga bisa disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan. Ini biasanya berkembang sebagai mekanisme koping untuk memecahkan masalah.

Tanda Mythomania

Jika berbohong dan berpura-pura mengada-ada menjadi kebiasaan yang sulit dikendalikan, perilaku ini bisa dianggap sebagai mythomania.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa mythomaniac cenderung mengatakan 5 kebohongan atau lebih setiap hari selama lebih dari 6 bulan.

Beberapa tanda mythomania yang dapat dikenali meliputi:

  •   Sering berbicara tentang pengalaman atau prestasi yang membuatnya tampak hebat.
  •   Seolah menjadi korban dalam banyak cerita untuk mencari simpati.
  •   Ceritanya cenderung kompleks, dramatis, dan sangat detail.
  •   Sering mengaku memiliki penyakit yang mengancam nyawa padahal sebenarnya tidak mengidapnya.
  •   Sering menghindari pertanyaan atau menanggapi pertanyaan dengan cepat, tetapi tanggapannya tidak jelas dan tidak responsif.
  •   Selalu berbohong untuk mengesankan orang lain, seperti mengatakan sedang menjalin hubungan dengan orang terkenal.
  •   Terus berbohong, bahkan saat dihadapkan pada kebenaran.

Mendeteksi mythomania sebenarnya tidak mudah, karena tidak semua kebohongan yang diceritakan oleh orang yang mengidapnya dilebih-lebihkan atau terkesan “terlalu baik”.

Saat berbicara, penderita mitomaniak biasanya menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan menjadi defensif. Perlu dicatat bahwa penderita mythomania sering mempercayai kebohongannya sendiri hingga terasa nyata.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *