3 Anak di Malang Penderita Gagal Ginjal Akut

metaranews.co
Ilustrasi gagal ginjal akut. (halodoc)

Metaranews.co, Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai waspada dengan kasus gagal ginjal akut. Dikarenakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menemukan sampel 3 anak di Kota Malang yang menjadi penderita gagal ginjal akut. Ketiga anak ini kini tengah mendapatkan perawatan di RSSA Kota Malang. Dokter Spesialis Anak RSSA Malang dr Astrid Kristina Kardani menyebutkan bahwa dari pasien yang dirawat menjalani hemodialisis atau cuci darah.

”Namun yang berhasil survive sekitar 56 persen dan yang meninggal 30 persen. Sisanya masih dirawat sampai sekarang. Kalau jumlah angkanya kami tidak bisa menyebut,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Astrid menyebut pasien ini berusia 2 hingga 5 tahun ini tidak hanya berasal dari wilayah Malang. Ada beberapa pasiean yang dirujuk dari rumah sakit lain seperti Blitar, Pasuruan, dan Sidoarjo.

Hingga saat ini, pihak RSSA Malang masih belum mengetahui penyebab pasti penyakit ini. dr Krisni, menjelaskan jika pasien gagal ginjal akut ini rata-rata mengalami gejala demam, diare, batuk, pilek, muntah hingga ISPA.

“Yang jelas rata-rata mengalami penurunan fungsi ginjal yang ditandai penurunan produksi urin. Produksinya (urin) menurun, bahkan tidak ada sama sekali,” kata dia.

Lalu, apa karena meminum obat sirup? Menurut dr Krisni, juga belum bisa mengetahui secara lebih jelas. Saat ini, epidemiologinya masih sedang diselidiki. Warga diimbau tidak panik dan tetap tenang.

”Meski begitu, kami dari RSSA Malang memutuskan untuk mengobati pasien anak menggunakan obat berbentuk racikan puyer, atau suppositoria yang harus melewati dubur,” ujarnya.

Sedangkan, Kepala Dinkes Kota Malang Husnul Muarif mengatakan saat ini ada 9 anak di Jawa Timur yang menderita penyakit gagal ginjal akut dan tengah dirawat di RSSA Malang. Dari 9 tersebut, 3 diantaranya berasal dari Malang.

“Informasi yang kami terima ada 9 anak. Penjelasannya hanya tiga dari Malang, 4 dari Blitar, 1 dari Pasuruan dan 1 dari Sidoarjo,” terangnya.

kondisi mereka, kata Husnul, belum mendapatkan informasi secara detail, sehingga belum dapat memaparkan hal tersebut.

“Belum ada informasi (kondisinya). Mungkin dari RS saja yang dapat informasi itu. Saat ini kita (Dinkes) belum dapat. Cuma di Syaiful Anwar (RSSA) ditemukan dari range Agustus sampai 17 Oktober seperti itu,” imbuhnya.

Untuk itu, pihaknya terus berupaya menekan angka penyakit tersebut agar tidak terus bertambah melalui berbagai upaya preventif. Hal ini ditegaskan dengan turunnya SE dari Kementerian Kesehatan terkait gagal ginjal akut atipikal ini yang kemudian disampaikan kepada semua faskes yang ada di Kota Malang.

“Ya, semua harus siap (menghadapi). Makanya, SE itu (disosialisasikan) kepada yang dibawah dulu. Sehingga ketika yang bawah ini sudah tersosialisasi, kemudian bagaimana memberikan edukasi pada masyarakat.  Kalau ada gejala sesuai di SE maka ini rujukannya sudah jelas, di RSSA,” tegas dr Husnul.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *