Metaranews.co, Malang – Potensi bencana tanah longsor pada tepi sungai diwaspadai BPBD Kota Malang. Bahkan, BPBD telah memasang 6 early warning system (EWS) untuk mengetahui daaerah mana yang sedang mengalami bencana.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno menjelaskan bahwa titik titik rawan longsor itu harus dimitigasi secara akurat untuk meminimalisir korban jika sewaktu waktu terjadi bencana alam. Dia mengatakan, titik di Kota Malang yang rawan longsor berada di wilayah tepi sungai.
“Struktur tanah akan menjadi labil ketika durasi hujan panjang. Itu akan mempengaruhi struktur tanah di kemiringan tertentu. Bahkan yang biasanya tidak rawan, kalau hujan panjang kontur tanahnya menjadi lunak dan tidak stabil,” kata Prayitno.
Ada beberapa yang rawan, imbuh Prayitno, khususnya rumah warga yang berada di tepi sungai Tlogomas, Dinoyo, Penangungan, Polehan, Muharto hingga Kotalama.
Namun sejauh ini, Prayitno mengatakan bahwa titik yang sering terjadi longsor berada di wilayah Muharto, Kotalama dan Polehan. Meski begitu, bencana tanah longsor tetap berpotensi di seluruh wilayah tepi sungai ketika terjadi hujan maupun luapan air sungai.
“Itu kan memang wilayah yang kecuramannya tinggi dan banyak ditinggali warga yang seharusnya tidak dijadikan tempat tinggal,” ucapnya.
Selain mengandalkan EWS, pihaknya juga akan meningkatkan literasi masyarakat agar bisa memitigasi potensi bencana tanah longsor di Kota Malang.
Selain mitigasi dengan update data titik rawan longsor di DAS Brantas, pihaknya juga akan memberikan literasi deteksi dini luapan air sungai kepada Lurah dan Camat. Hal itu juga sekaligus untuk meningkatkan ketanggapdaruratan kecamatan dan kelurahan tangguh yang sudah ada.