Anak-anak Sekolah Alam Ramadhani ‘Berlumuran Darah’, Peragakan Perang 10 November

Drama Kolosal yang diperagakan anak-anak Sekolah Alam Ramadhani (Anis/Metara)

Metaranews.co, Kediri – Memperingati Hari Pahlawan, sekelompok anak-anak dari Sekolah Alam Ramadhani yang ada di Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri menggelar Drama Kolosal memperagakan peperangan 10 November di Surabaya, Kamis (10/11/2022).

Masing-masing anak berpakaian layaknya tokoh pahlawan 10 November seperti Bung Tomo, Gubernur Suryo, dan sebagai rakyat yang ingin merebut kemerdekaan melawan Brigadir Mallaby dan para pasukannya yang masuk di Surabaya.

Bacaan Lainnya

Dalam drama kolasal tersebut, anak-anak tampak all out memperagakan sebuah adegan peperangan.

Tak hanya saling berperang, anak-anak Sekolah Alam Ramadhani juga memperagakan kondisi usai peperangan, bergelimpangan jasad berdarah akibat tembakan pasukan penjajah.

Kepala sekolah Alam Ramadhani Ulya, mengaku sengaja mengajak anak-anak melakukan drama kolosal ini untuk mengenang para pahlawan yang sudah gugur.

Selain itu drama kolosal ini juga digunakan untuk mengenalkan para anak didik Sekolah Alam Ramadhani kepada para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan.

“Kita mengajak anak-anak untuk bersama merasakan jaman itu, merebut kemerdekaan penuh perjuangan,” kata Ulya, saat ditemui usai gelaran, Kamis (10/11/2022).

Ulya menyebut gelaran drama kolosal sekolah alam ramadhani ini melibatkan seluruh siswa sebanyak 60 anak. Siswa-siswa tersebut terdiri dari masing-masing kelas PAUD, TK, Sekolah Dasar kelas 5.

Puluhan anak-anak tersebut memainkan banyak drama, salah satunya yakni momentum besar saat perobekan bendera.

Acara drama kolosal tersebut berjalan lancar, padahal secara persiapan hanya perlu tiga hari sebelum hari H. “Mereka langsung memerankan lakon masing-masing dan antusias nya besar,” jelasnya.

Properti tang digunakan juga tidak banyak menghabiskan biaya, alias menggunakan perlengkapan seadanya. Perlengkapan Senjata yang digunakan berbahan pelepasan pisang. Kemudian genderang musik memakai wadah kaleng bekas.

Sementara untuk warna darah yang dilumurkan, menggunakan media pewarna dicampur air.

Menurutnya hari pahlawan ini, hari yang paling bersejarah untuk menjadi tauladan berjuang yang baik bagi anak-anak. “Pahlawan sudah berjuang, diharapkan menularkan semangat berjuang itu ke anak-anak,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *