Metaranews.co, Infografis – Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science Advances pada Rabu (13/9) menyebut Bumi mulai melampaui batas-batas yang dianggap aman bagi umat manusia. Studi tersebut menemukan bahwa enam dari sembilan variabel pengukuran yang menentukan kesehatan Bumi telah melampaui batas amannya.
Variabel-variabel tersebut adalah:
- Iklim
- Keanekaragaman hayati
- Tanah
- Air tawar
- Polusi nutrisi
- Bahan kimia baru
- Tingkat keasaman lautan
- Kesehatan udara
- Lapisan ozon
Para ilmuwan mengatakan bahwa polusi udara dan laut adalah dua faktor utama yang berkontribusi terhadap kondisi ini. Polusi udara telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, dan polusi laut telah meningkat karena aktivitas manusia, seperti pertanian dan industri.
“Kita berada dalam kondisi yang sangat buruk,” kata Johan Rockstrom, penulis studi sekaligus direktur Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman, dikutip AP.
“Kami menunjukkan dalam analisis ini bahwa planet ini kehilangan daya tahan tubuh dan sedang sakit.” imbuhnya.
Rockstrom mengatakan bahwa sembilan batas ini menentukan nasib planet Bumi karena telah “ditetapkan secara ilmiah” oleh berbagai penelitian. Jika Bumi dapat mengelola kesembilan faktor tersebut, maka Bumi akan relatif aman. Sayangnya kondisi saat ini tidak seperti itu.
Para peneliti menggunakan pendekatan lintas ilmu untuk menciptakan ambang batas keamanan yang terukur. Misalnya, mereka menggunakan 350 ppm karbon dioksida di udara untuk penghitungan ambang batas, bukan 1,5 derajat pemanasan yang ditetapkan dalam perjanjian iklim Paris sejak masa pra-industri dalam menghitung tingkat kesehatan udara.
Tahun ini, karbon di udara mencapai puncaknya pada 424 ppm, jauh di atas batas aman.
Para peneliti mengatakan sembilan faktor tersebut saling terkait. Ketika tim menggunakan simulasi komputer, mereka menemukan bahwa memburuknya salah satu faktor, seperti iklim atau keanekaragaman hayati, akan memperburuk masalah lingkungan hidup lainnya di bumi. Sebaliknya, memperbaiki satu faktor akan membantu faktor lainnya.
Rockstrom mengatakan ini seperti simulasi stress test untuk planet ini. Simulasi menunjukkan bahwa salah satu cara paling ampuh yang dimiliki manusia untuk memerangi perubahan iklim adalah dengan membuka lahan dan menyelamatkan hutan. Memulihkan hutan ke tingkat yang sama seperti pada akhir abad ke-20 akan menjadi penyerap alami yang besar dalam menyimpan karbon dioksida, sehingga tidak akan menempel di udara dan akhirnya memerangkap panas.
Salah satu variabel, yaitu keanekaragaman hayati, berada dalam kondisi paling mengkhawatirkan dan kurang mendapat perhatian dibandingkan isu lainnya, seperti perubahan iklim.
“Keanekaragaman hayati sangat penting untuk menjaga siklus karbon dan siklus air, masalah terbesar yang kita hadapi saat ini adalah krisis iklim dan krisis keanekaragaman hayati.” kata Rockstrom.
Studi ini memberikan peringatan keras tentang kondisi Bumi saat ini. Para ilmuwan mengatakan bahwa kita perlu mengambil tindakan segera untuk mengurangi dampak kita terhadap planet ini. Jika tidak, kita berisiko membuat Bumi menjadi tidak layak huni bagi umat manusia.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi dampak kita terhadap Bumi:
- Beralih ke energi terbarukan
- Makan lebih sedikit daging
- Daur ulang dan mengurangi limbah
- Mendukung bisnis yang berkelanjutan
- Mendidik orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan
Dengan mengambil tindakan-tindakan ini, kita dapat membantu melindungi Bumi untuk generasi mendatang.